Dalam Al Qur'an dijelaskan, Nabi Ayyub AS adalah seorang utusan Allah yang sangat sabar. Ia disebut-sebut sebagai seorang hamba yang paling baik karena kesabarannya itu. Sebagaimana diketahui, Nabi Ayyub AS dulunya adalah seorang yang sangat kaya dan taat beribadah kepada Allah. Siang dan malam ia pergunakan untuk beribadah. Siangnya berpuasa dan malamnya digunakan untuk bermunajat kepada Allah. Harta kekayaan yang dimilikinya, tak membuat ia kufur. Sebaliknya, ia selalu mensyukuri atas seluruh karunia Allah tersebut.
Iblis, tak senang dengan ibadah Nabi Ayyub AS. Ia memohon izin kepada Allah untuk menggoda dan menjerumuskannya ke dalam golongan orang-orang yang sesat dan ingkar. Iblis mengira, ibadah yang dikerjakan ibadah yang dikerjakan Nabi Ayyub As itu karena ia diberikan kekayaan melimpah dan anak yang banyak serta istri yang selalu setia. Oleh karena itu, iblis ingin menggodanya agar Ayyub tersesat.
Allah pun memberikan izin kepada kepada iblis untuk menggoda Nabi Ayyub. Dan, Allah juga mengujinya dengan sakit yang sangat parah dan menjijikkan. Di antaranya penyakit kulit. Ulat-ulat pun banyak yang menikmati penderitaan Nabi Ayyub itu.
Secara perlahan, harta-hartanya berkurang dan akhirnya habis. Anak-anaknya diwafatkan oleh Allah. Istrinya pun meninggalkan Nabi Ayyub karena tak sanggup dengan bau yang diderita suaminya. Semua ujian itu tak menggoyahkan Nabi Ayyub AS. Bukannya menghentikan ibadah, Nabi Ayyub AS malah semakin giat melaksanakan semua ajaran Allah. Nabi Ayyub yakin bahwa semua itu adalah ujian Allah untuk menguji kesabarannya.
Ayyub mengadukan ujian dari setan yang ingin menyesatkannya. Ia berkata :"Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan" (QS Shad [38]:41). Kepayahan disini, karena setan tak henti-hentinya menggoda padahal ia sudah dalam keadaan lemah karena sakit. Setan selalu menggoda kesabarannya dalam menghadapi musibah yang menimpanya. Menurut sejumlah ulama, sakit yang dialami berlangsung selama 18 tahun.
Maka Allah pun menolongnya. Melepaskan semua belenggu yang dideritanya. Kekayaannya dikembalikan, konon anak-anaknya dihidupkan, dan istrinya kembali ke pangkuannya. Kisah selengkapnya dapat dilihat pada surah Shad [38]: 41-44, Al Anbiyaa' [21]: 83-84.
Sabtu, 18 Desember 2010
Jumat, 03 Desember 2010
Hijrah
Secara bahasa, hijrah berarti berpindah, meninggalkan, berpaling, dan tak mempedulikan lagi. Hijrah mempunyai beberapa pengertian. Pertama, kaum Muslim meninggalkan negerinya yang berada di bawah kekuasaan pemerintahan kafir. Kedua, menjauhkan diri dari dosa. Ketiga, permulaan tarikh Islam.
Hijrah dalam sejarah Islam biasanya dihubungkan dengan kepindahan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dari Makkah ke Madinah. Dalam hubungan ini, hijrah berarti berkorban demi Allah, yaitu memutuskan hubungan dengan yang paling dekat dan dicintai demi tegaknya kebenaran, dengan jalan berpindah dari kampung halaman ke negeri orang lain.
Hijrah seperti ini seperti ini telah menjadi pusaka para rasul sebelum Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan terbukti telah menjadi babak pendahuluan bagi kebangkitan perjuangan.
Dalam menjalankan tugas kerasulannya di Makkah, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berhadapan dengan masyarakat jahiliah, yakni masyarakat pemeluk nilai-nilai warisan Nabi Ibrahim 'alaihi sallam, yang telah mereka selewengkan dari bentuk yang sebenarnya. Inti warisan itu adalah pengesaan terhadap Allah. Pada saat itu, penyembahan terhadap berhala dan perbuata syirik lainnya telah merusak ajaran tauhid.
Nama Allah, meskipun masih ada dalam kepercayaan mereka, telah tenggelam dalam nama-nama dan sesembahan lainnya. Kepercayaan semacam ini telah mengundang banyak pemeluknya untuk datang ke Ka'bh, demi menunaikan ibadah haji sambil berdagang. Sehingga, Makkah menjadi pusat perdagangan yang ramai dikunjungi para pengunjung.
Akibatnya, suku Quraisy, terutama para penguasa dan pemukanya, menjadi kaya. Ka'bah dan kepercayaan dipandang sebagai sumber utama kekayaan mereka pada akhirnya.Ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam memulai tugasnya dengan menekankan aspek keesaan Allah (tauhid), mereka segera membangkitkan sikap permusuhan terhadap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersama para sahabatnya mendapat perlakuan buruk dan kasar dari orang-orang Quraisy yag masih kafir. Umat muslim dikejar-kejar dan dianiaya. Ketika melihat kondisi Makkah tak lagi aman bagi umatnya, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengizinkan sebagian pengikutnya untuk mencari keamanan di negeri Abessinia (Ethiopia), yang penduduknya beragama Nasrani, dan rajanya yag bernama Najasyi (Negus), yang dikenal adil dan bijaksana.
Pasca wafatnya Siti Khadijah dan Abi Thalib, ruang gerak Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam untuk berdakwah di Makkah semakin sempit. Saat itu sudah sudah memasuki tahun ke-10 kenabian. Untuk menyelamatkan diri dari kekerasan dan kekejaman kafir Quraisy, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam Tha'if (sekitar 65 km dari Makkah). Namun, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam justru mendapatkan perakuan yang lebih buruk dan dilempari hingga terluka.
Setelah Perjanjian Aqabah, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menyiapkan Hijrah ke Yatsrib secara matang. Sebab, target utama kaum musyrik Makkah adalh menggagalkan hijrah kaum muslim. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menyiapkan bekal, kendaraan, penunjuk jalan, strategi, dan rute yang akan ditempuh. Beliau juga meminta Abu Bakar ash-Siddiq dan seorang pemandu jalan yang bernama Abdullah bin Uraiqit untuk menemaninya.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam meninggalkan rumah pada malam hari di 27 Shafar tahun ke-13 kenabian, atau bertepatan dengan 12 atau 13 September tahun 622 Masehi. Perjalanan awal keluar Makkah justru menempuh jalan yang berlawanan dengan jalan menuju Madinah. Hal ini dimaksudkan untuk mengecoh para pengejar. Gua Tsur adalah tempat tujuan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.Di gua ini, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bermalam selama tiga hari. Kaum musyrik Quraisy sempat mengejar, tetapi keberadaan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan Abu Bakar di dalam gua tidak diketahui mereka.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam akhirnya tiba di Yatsrib pada Jum'at 12 Rabiul Awal di tahun yang sama. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam disambut penduduk Madinah dengan meriah.
Hijrah dalam sejarah Islam biasanya dihubungkan dengan kepindahan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dari Makkah ke Madinah. Dalam hubungan ini, hijrah berarti berkorban demi Allah, yaitu memutuskan hubungan dengan yang paling dekat dan dicintai demi tegaknya kebenaran, dengan jalan berpindah dari kampung halaman ke negeri orang lain.
Hijrah seperti ini seperti ini telah menjadi pusaka para rasul sebelum Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan terbukti telah menjadi babak pendahuluan bagi kebangkitan perjuangan.
Dalam menjalankan tugas kerasulannya di Makkah, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berhadapan dengan masyarakat jahiliah, yakni masyarakat pemeluk nilai-nilai warisan Nabi Ibrahim 'alaihi sallam, yang telah mereka selewengkan dari bentuk yang sebenarnya. Inti warisan itu adalah pengesaan terhadap Allah. Pada saat itu, penyembahan terhadap berhala dan perbuata syirik lainnya telah merusak ajaran tauhid.
Nama Allah, meskipun masih ada dalam kepercayaan mereka, telah tenggelam dalam nama-nama dan sesembahan lainnya. Kepercayaan semacam ini telah mengundang banyak pemeluknya untuk datang ke Ka'bh, demi menunaikan ibadah haji sambil berdagang. Sehingga, Makkah menjadi pusat perdagangan yang ramai dikunjungi para pengunjung.
Akibatnya, suku Quraisy, terutama para penguasa dan pemukanya, menjadi kaya. Ka'bah dan kepercayaan dipandang sebagai sumber utama kekayaan mereka pada akhirnya.Ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam memulai tugasnya dengan menekankan aspek keesaan Allah (tauhid), mereka segera membangkitkan sikap permusuhan terhadap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersama para sahabatnya mendapat perlakuan buruk dan kasar dari orang-orang Quraisy yag masih kafir. Umat muslim dikejar-kejar dan dianiaya. Ketika melihat kondisi Makkah tak lagi aman bagi umatnya, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengizinkan sebagian pengikutnya untuk mencari keamanan di negeri Abessinia (Ethiopia), yang penduduknya beragama Nasrani, dan rajanya yag bernama Najasyi (Negus), yang dikenal adil dan bijaksana.
Pasca wafatnya Siti Khadijah dan Abi Thalib, ruang gerak Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam untuk berdakwah di Makkah semakin sempit. Saat itu sudah sudah memasuki tahun ke-10 kenabian. Untuk menyelamatkan diri dari kekerasan dan kekejaman kafir Quraisy, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam Tha'if (sekitar 65 km dari Makkah). Namun, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam justru mendapatkan perakuan yang lebih buruk dan dilempari hingga terluka.
Setelah Perjanjian Aqabah, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menyiapkan Hijrah ke Yatsrib secara matang. Sebab, target utama kaum musyrik Makkah adalh menggagalkan hijrah kaum muslim. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menyiapkan bekal, kendaraan, penunjuk jalan, strategi, dan rute yang akan ditempuh. Beliau juga meminta Abu Bakar ash-Siddiq dan seorang pemandu jalan yang bernama Abdullah bin Uraiqit untuk menemaninya.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam meninggalkan rumah pada malam hari di 27 Shafar tahun ke-13 kenabian, atau bertepatan dengan 12 atau 13 September tahun 622 Masehi. Perjalanan awal keluar Makkah justru menempuh jalan yang berlawanan dengan jalan menuju Madinah. Hal ini dimaksudkan untuk mengecoh para pengejar. Gua Tsur adalah tempat tujuan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.Di gua ini, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bermalam selama tiga hari. Kaum musyrik Quraisy sempat mengejar, tetapi keberadaan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan Abu Bakar di dalam gua tidak diketahui mereka.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam akhirnya tiba di Yatsrib pada Jum'at 12 Rabiul Awal di tahun yang sama. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam disambut penduduk Madinah dengan meriah.
Sabtu, 27 November 2010
Al muflisun (orang bangkrut di akhirat tidak punya pahala menumpuk dosa)
أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat: "Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu? " Para sahabat menjawab "Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka." (HR Muslim)
Wasiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
Wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Kepada Abu Dzar Al-Ghifari
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ قَالَ: أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي بِسَبْعٍ : بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ وَأَنْ أَدْنُوَ مِنْهُمْ، وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوقِيْ، وَأَنْ أَصِلَ رَحِمِيْ وَإِنْ جَفَانِيْ، وَأَنْ أُكْثِرَ مِنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، وَأَنْ أَتَكَلَّمَ بِمُرِّ الْحَقِّ، وَلاَ تَأْخُذْنِيْ فِي اللهِ لَوْمَةُ لاَئِمٍ، وَأَنْ لاَ أَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا.
Dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu , ia berkata: “Kekasihku (Rasulullah) Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal:
- supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka
- beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada dibawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku
- beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku
- aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan la haula wala quwwata illa billah (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah)
- aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit
- beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah
- beliau melarang aku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia”
Rabu, 17 November 2010
Do'a yang dikabulkan Allah
Do'a seorang muslim akan terkabul hanya bila sudah berusaha. Cara berusaha yang benar menurut Islam adalah tawakal. 0rang tawakal adalah orang yang berusaha lalu diikhlaskan pada Allah untuk hasilnya. Ikhlas adalah memurnikan tujuan perbuatan hanya pada Allah. Setiap kali berniat akan melakukan sesuatu dengan mengucap hanya karena Allah atau Lilahita'ala. Dan saat akan melakukan perbuatan diawali mengucap dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atau Bismillahirrohmanirrohim
Do'a yang dikabulkan Allah adalah do'a seorang muslim beriman yang telah melakukan perintah Allah. Menjalankan perintah Allah dimulai dari memperbaiki ibadah shalat dan membagikan rejeki kepada orang lain yang membutuhkan (sebaiknya didahulukan pada kerabat, sahabat, tetangga, baru orang yang tidak begitu dikenal tapi mau berusaha, bukan pengemis). Selanjutnya bisa memperbaiki ibadah yang lain, selain menjalankan yang wajib juga menambahkan yang sunnah.
Do'a seorang muslim akan dikabulkan Allah jika tidak menginginkan hal yang mengandung perbuatan dosa juga tidak dalam kondisi memutuskan silaturahmi. Hubungan silaturahmi adalah hubungan kekerabatan karena hubungan garis keturunan dan perkawinan. Jadi cobalah sambunglah kembali hubungan kekerabatan yang terputus, walau dikasari setidaknya sudah berusaha.
Do'a seorang muslim akan akan dikabulkan Allah bila membantu muslim yang sedang kesusahan. Karena membantu sesama muslim juga akan memudahkan urusan kita di dunia dan akherat.
Do'a seorang muslim akan dikabulkan Allah bila kita berprasangka baik pada Allah, meyakini bahwa Allah akan mengabulkan do'a kita setelah kita berusaha, beriman, menjalankan perintah Allah.
Berdo'alah dengan lembut, dan suara direndahkan. Jangan berdo'a dengan menghadap ke langit. Jangan berdo'a dengan kalimat yang menyatakan "bila Engkau berkenan", maksudnya adalah jangan memohon dengan keraguan Allah tidak akan mengabulkan do'a kita.
Sesungguhnya semua do'a seorang muslim yang sudah melakukan usaha bekerja dan berdo'a dengan sebaik-baiknya sesuai ajaran Islam akan dikabulkan Allah. Ada kemungkinan dikabulkan dengan cara langsung diberikan seperti harapan kita, atau ditunda, atau juga diganti dengan yang lebih baik, bisa juga diberikan saat kita di akhirat. Jadi teruslah berdo'a, dan jiwa kita akan tenteram karena Allah selalu bersama kita.
Dari Anas bin Malik r.a.
Allah berfirman
Do'a yang dikabulkan Allah adalah do'a seorang muslim beriman yang telah melakukan perintah Allah. Menjalankan perintah Allah dimulai dari memperbaiki ibadah shalat dan membagikan rejeki kepada orang lain yang membutuhkan (sebaiknya didahulukan pada kerabat, sahabat, tetangga, baru orang yang tidak begitu dikenal tapi mau berusaha, bukan pengemis). Selanjutnya bisa memperbaiki ibadah yang lain, selain menjalankan yang wajib juga menambahkan yang sunnah.
Do'a seorang muslim akan dikabulkan Allah jika tidak menginginkan hal yang mengandung perbuatan dosa juga tidak dalam kondisi memutuskan silaturahmi. Hubungan silaturahmi adalah hubungan kekerabatan karena hubungan garis keturunan dan perkawinan. Jadi cobalah sambunglah kembali hubungan kekerabatan yang terputus, walau dikasari setidaknya sudah berusaha.
Do'a seorang muslim akan akan dikabulkan Allah bila membantu muslim yang sedang kesusahan. Karena membantu sesama muslim juga akan memudahkan urusan kita di dunia dan akherat.
Do'a seorang muslim akan dikabulkan Allah bila kita berprasangka baik pada Allah, meyakini bahwa Allah akan mengabulkan do'a kita setelah kita berusaha, beriman, menjalankan perintah Allah.
Berdo'alah dengan lembut, dan suara direndahkan. Jangan berdo'a dengan menghadap ke langit. Jangan berdo'a dengan kalimat yang menyatakan "bila Engkau berkenan", maksudnya adalah jangan memohon dengan keraguan Allah tidak akan mengabulkan do'a kita.
Sesungguhnya semua do'a seorang muslim yang sudah melakukan usaha bekerja dan berdo'a dengan sebaik-baiknya sesuai ajaran Islam akan dikabulkan Allah. Ada kemungkinan dikabulkan dengan cara langsung diberikan seperti harapan kita, atau ditunda, atau juga diganti dengan yang lebih baik, bisa juga diberikan saat kita di akhirat. Jadi teruslah berdo'a, dan jiwa kita akan tenteram karena Allah selalu bersama kita.
Dari Anas bin Malik r.a.
عَنْ أَنَسِ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعْقِلُهَا وَأَتَوَكَّلُ أَوْ أُطْلِقُهَا وَأَتَوَكَّلُ قَالَ اعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ (رواه الترمذي)
Ada seseorang berkata kepada Rasulullah SAW. ‘Wahai Rasulullah SAW, aku ikat kendaraanku lalu aku bertawakal, atau aku lepas ia dan aku bertawakal?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Ikatlah kendaraanmu lalu bertawakallah.” (HR. Tirmidzi)Allah berfirman
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُون
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al Baqarah[2] : 186)Allah berfirman
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
"(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS. Al Baqarah[2] : 3) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ
"Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal." Para sahabat lantas mengatakan, "Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a." Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata," Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian"." (HR. Ahmad)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
نْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
"Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya." (HR. Muslim)Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِي
"Allah 'azza wajalla berfirman: "Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku, Aku akan bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku"."(HR. Muslim)Allah berfirman
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al A'raf[7] : 55)Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
أَيُّهَا النَّاسُ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا وَلَكِنْ تَدْعُونَ سَمِيعًا بَصِيرًا
"Saudara-saudara sekalian, rendahkanlah suara kalian! Sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada Dzat yang tuli dan jauh. Tetapi kalian berdoa kepada Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Dekat." (HR. Bukhari)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ رَفْعِهِمْ أَبْصَارَهُمْ عِنْدَ الدُّعَاءِ فِي الصَّلَاةِ إِلَى السَّمَاءِ أَوْ لَتُخْطَفَنَّ أَبْصَارُهُمْ
"Hendaklah suatu kaum menghentikan untuk mengangkat pandangan mereka ke langit ketika berdoa dalam shalat atau (kalau tidak), niscaya pandangan mereka akan dicabut (dibutakan)." (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيَعْزِمْ فِي الدُّعَاءِ وَلَا يَقُلْ اللَّهُمَّ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِي فَإِنَّ اللَّهَ لَا مُسْتَكْرِهَ لَهُ
"Jika salah seorang dari kalian berdoa hendaklah benar-benar mantap dalam mengharap, dan janganlah mengatakan; 'ALLAHUMMA IN SYI'TA FA'THINI (Ya Allah jika Engkau menghendaki maka berikanlah untukku), karena sesungguhnya Allah 'azza wajalla tidak ada yang bisa memaksa." (HR. Muslim)
Allah berfirman
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. " (QS. At Taubah[9] : 103)Ka'bah
Bentuk kubuslah yang membuat ia bernama Ka'bah. Allah, sebagaimana termaktub dalam QS Al Maidah ayat 97, menjadikannya rumah suci pusat (peribadatan dan urusan dunia) manusia.
Sejarawan, termasuk Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, menyatakan Ka'bah dibangun hingga 12 kali. Tarikh populer menyebutkan rumah suci ini pertama kali didirikan oleh malaikat. Baru kemudian oleh Nabi Adam AS, Nabi Ibrahim AS, kemudian oleh bangsa Quraisy pada masa jahiliyah - dan Muhammad turut andil membangunnya saat berumur 25 tahun.
Pembangunan terakhir adalah oleh Ibnu Zubair. Namun rekonstruksi terus terjadi, antara lain pada era pemerintahan Abdul Malik Marwan pada 74 Hijriyah (693 M). Rekosntruksi juga dilakukan pada masa Sultan Murad Khan pada 1039 Hijriyah setelah sebagian bangunan rusak akibat banjir.
Rumah suci inilah pusat thawaf jemaah haji dan umrah. Pada salah satu sudutnya, terdapat Hajar Aswad, batu hitam yang Rasulullah SAW pun selalu menyempatkan diri menyentuh dan menciumnya. Hajar Aswad, berdasarkan sabda Rasulullah, diturunkan dari surga dengan warna yang lebih putih daripada susu. Dosa-dosa keturunan Adam membuatnya menjadi hitam.
Muhammad berperan besar saat pembangunan oleh bangsa Quraisy di era jahiliyah. Saat itu, para kabilah berebut hak untuk meletakkan Hajar Aswad, Perselisihan terjadi sehingga pembangunan terhenti selama 4-5 hari. Kemudian diputuskan orang pertama yang memasuki tempat mereka berdialoglah yang akan meletakkan Hajar Aswad. Ternyata orang ini adalah Muhammad. "Ini adalah Al-Amin, kami ridha dengan Muhammad" kata mereka.
Lalu Muhammad menghamparkan sehelai kain dan meletakkan batu itu di atasnya, serta meminta setiap kabilah memegang ujung kain. Dan, serentak, mereka mengangkat Hajar Aswad dan menempatkannya di dekat sudut Ka'bah. Kemudian Muhammad meletakkan pada tempatnya.
Pada era Ibnu Zubair, Ka'bah dibangun seperti pada masa Nabi Ismail AS. Bangunan lebih panjang dan meliputi area yang saat ini disebut Hijr Ismail. Ibnu Zubair juga membuat dua pintu dan merendahkannya sehingga orang dapat dengan mudah masuk. Ia mendasarkan perbuatannya pada hadits yang menyatakan kaum Quraisy sengaja meninggikan pintu Ka'bah karena hendak membatasi orang-orang yang bisa masuk hanya orang-orang tertentu.
Hijr Ismail sebenarnya adalah bagian dari Ka'bah. Diriwayatkan dari Abdul Hamid bin Jubair dari bibinya Syafiyyah binti Syaibah,"Aisyah berkata kepada Rasulullah SAW,'Wahai Rasulullah, bolehkah aku masuk ke Baitullah?', Beliau bersabda,'Masuklah ke dalam Hijr Ismail, karena ia masih bagian dari Baitullah'."
Khalifah Abdul Malik Marwan kemudian menjadikan Ka'bah kembali berbentuk kubus. Ia kemudian menyesal setelah tahu hadits yang diriwayatkan Siti Aisyah RA tersebut, namun bentuk Ka'bah tak pernah lagi diubah. Hijr Ismail kini ditandai dengan dinding rendah melingkar di luar dinding Ka'bah.
Kendati tak mengubah bentuk, rekonstruksi Ka'bah pada era modern terjadi pada 1996 Masehi. Langkah terakhir ini mengganti bahan-bahan kayu pada pilar dalam dan atap Ka'bah. Pelaksana perbaikan ini adalah kelompok usaha Bin Ladin
Sumber : Haji Indonesia, Republika
Sejarawan, termasuk Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, menyatakan Ka'bah dibangun hingga 12 kali. Tarikh populer menyebutkan rumah suci ini pertama kali didirikan oleh malaikat. Baru kemudian oleh Nabi Adam AS, Nabi Ibrahim AS, kemudian oleh bangsa Quraisy pada masa jahiliyah - dan Muhammad turut andil membangunnya saat berumur 25 tahun.
Pembangunan terakhir adalah oleh Ibnu Zubair. Namun rekonstruksi terus terjadi, antara lain pada era pemerintahan Abdul Malik Marwan pada 74 Hijriyah (693 M). Rekosntruksi juga dilakukan pada masa Sultan Murad Khan pada 1039 Hijriyah setelah sebagian bangunan rusak akibat banjir.
Rumah suci inilah pusat thawaf jemaah haji dan umrah. Pada salah satu sudutnya, terdapat Hajar Aswad, batu hitam yang Rasulullah SAW pun selalu menyempatkan diri menyentuh dan menciumnya. Hajar Aswad, berdasarkan sabda Rasulullah, diturunkan dari surga dengan warna yang lebih putih daripada susu. Dosa-dosa keturunan Adam membuatnya menjadi hitam.
Muhammad berperan besar saat pembangunan oleh bangsa Quraisy di era jahiliyah. Saat itu, para kabilah berebut hak untuk meletakkan Hajar Aswad, Perselisihan terjadi sehingga pembangunan terhenti selama 4-5 hari. Kemudian diputuskan orang pertama yang memasuki tempat mereka berdialoglah yang akan meletakkan Hajar Aswad. Ternyata orang ini adalah Muhammad. "Ini adalah Al-Amin, kami ridha dengan Muhammad" kata mereka.
Lalu Muhammad menghamparkan sehelai kain dan meletakkan batu itu di atasnya, serta meminta setiap kabilah memegang ujung kain. Dan, serentak, mereka mengangkat Hajar Aswad dan menempatkannya di dekat sudut Ka'bah. Kemudian Muhammad meletakkan pada tempatnya.
Pada era Ibnu Zubair, Ka'bah dibangun seperti pada masa Nabi Ismail AS. Bangunan lebih panjang dan meliputi area yang saat ini disebut Hijr Ismail. Ibnu Zubair juga membuat dua pintu dan merendahkannya sehingga orang dapat dengan mudah masuk. Ia mendasarkan perbuatannya pada hadits yang menyatakan kaum Quraisy sengaja meninggikan pintu Ka'bah karena hendak membatasi orang-orang yang bisa masuk hanya orang-orang tertentu.
Hijr Ismail sebenarnya adalah bagian dari Ka'bah. Diriwayatkan dari Abdul Hamid bin Jubair dari bibinya Syafiyyah binti Syaibah,"Aisyah berkata kepada Rasulullah SAW,'Wahai Rasulullah, bolehkah aku masuk ke Baitullah?', Beliau bersabda,'Masuklah ke dalam Hijr Ismail, karena ia masih bagian dari Baitullah'."
Khalifah Abdul Malik Marwan kemudian menjadikan Ka'bah kembali berbentuk kubus. Ia kemudian menyesal setelah tahu hadits yang diriwayatkan Siti Aisyah RA tersebut, namun bentuk Ka'bah tak pernah lagi diubah. Hijr Ismail kini ditandai dengan dinding rendah melingkar di luar dinding Ka'bah.
Kendati tak mengubah bentuk, rekonstruksi Ka'bah pada era modern terjadi pada 1996 Masehi. Langkah terakhir ini mengganti bahan-bahan kayu pada pilar dalam dan atap Ka'bah. Pelaksana perbaikan ini adalah kelompok usaha Bin Ladin
Sumber : Haji Indonesia, Republika
Ada apa di dalam Ka'bah?
Pada masa Jahiliyah, bangunan ini sesak oleh berhala. Namun sekarang, rumah suci ini boleh dibilang kosong, dan umat Islam dapat sholat di setiap pojok di dalamnya. Keistimewaan berada di dalam ka'bah adalah dapat sholat menghadap ke arah mana saja.
Perlu tangga untuk mencapai pintu Ka'bah karena lantai dalam Ka'bah 2,2 meter lebih tinggi dari lintasan tha'waf. Di dalam ka'bah sulit melihat detail ruangan karena suasana yang remang-remang. Namun, jari-jari akan merasakan dinding yang halus terbuat dari marmer, demikian juga lantainya. Kilau dinding lebih terang pada bagian tengah, sementara pada setiap pojok dan tepiannya tampak lebih gelap. Di bagian atas ruangan tampak tergantung sejumlah benda seperti lampu. Di salah satu sudut, sebelah kanan pintu, terdapat terdapat tonjolan dinding berpintu, tangga menuju atap.
Tiga tiang menjadi penopang atap. Sebagaimana pintu, semua berlapiskas emas. Emas ini adalah hasil peleburan 36 ribu dinar pada masa pemerintahan Al Walid bin Abdul Malik. Gubernur Makkah saat itu, Khalid Qasari, menjadikan emas itu pelapis tiang, sudut bagian dalam Ka'bah, dan Mizab (pancuran Ka'bah)
Sumber : Haji Indonesia, Republika
Perlu tangga untuk mencapai pintu Ka'bah karena lantai dalam Ka'bah 2,2 meter lebih tinggi dari lintasan tha'waf. Di dalam ka'bah sulit melihat detail ruangan karena suasana yang remang-remang. Namun, jari-jari akan merasakan dinding yang halus terbuat dari marmer, demikian juga lantainya. Kilau dinding lebih terang pada bagian tengah, sementara pada setiap pojok dan tepiannya tampak lebih gelap. Di bagian atas ruangan tampak tergantung sejumlah benda seperti lampu. Di salah satu sudut, sebelah kanan pintu, terdapat terdapat tonjolan dinding berpintu, tangga menuju atap.
Tiga tiang menjadi penopang atap. Sebagaimana pintu, semua berlapiskas emas. Emas ini adalah hasil peleburan 36 ribu dinar pada masa pemerintahan Al Walid bin Abdul Malik. Gubernur Makkah saat itu, Khalid Qasari, menjadikan emas itu pelapis tiang, sudut bagian dalam Ka'bah, dan Mizab (pancuran Ka'bah)
Sumber : Haji Indonesia, Republika
Neraka : api besar menyala-nyala yang sangat panas
Neraka adalah api besar menyala-nyala, sangat panas dan bergolak. Bunga api neraka adalah sebesar dan setinggi istana. Neraka juga menggelegak, suaranya sangat mengerikan. Bahan bakar neraka adalah batu dan manusia. Penjaga neraka adalah malaikat yang bersikap kasar, keras dan patuh pada Allah.
Neraka adalah tempat bagi manusia dan jin yang mempunyai hati tapi tidak mau memahami Al Qur'an, punya mata tapi tidak mau melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, punya telinga tapi tidak mau mendengarkan ayat Al Qur'an. Baik laki-laki maupun perempuan, mereka yang yang kafir dan munafik adalah penghuni neraka. 0rang munafik tempatnya adalah neraka paling dasar.
Penghuni neraka memasuki neraka dengan cara diseret di atas mukanya, lalu dilempar ke dalam neraka. Penghuni neraka dibakar mukanya, di dalam neraka mereka dalam keadaan cacat. Penghuni neraka diberi minum seperti besi mendidih yang menghanguskan muka mereka. Emas dan perak yang mereka miliki di dunia (tanpa dizakatkan) akan di panaskan dan ditempel di dahi, lambung dan punggung penghuni neraka.
Allah berfirman
Allah berfirman
Allah berfirman
Neraka adalah tempat bagi manusia dan jin yang mempunyai hati tapi tidak mau memahami Al Qur'an, punya mata tapi tidak mau melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, punya telinga tapi tidak mau mendengarkan ayat Al Qur'an. Baik laki-laki maupun perempuan, mereka yang yang kafir dan munafik adalah penghuni neraka. 0rang munafik tempatnya adalah neraka paling dasar.
Penghuni neraka memasuki neraka dengan cara diseret di atas mukanya, lalu dilempar ke dalam neraka. Penghuni neraka dibakar mukanya, di dalam neraka mereka dalam keadaan cacat. Penghuni neraka diberi minum seperti besi mendidih yang menghanguskan muka mereka. Emas dan perak yang mereka miliki di dunia (tanpa dizakatkan) akan di panaskan dan ditempel di dahi, lambung dan punggung penghuni neraka.
Allah berfirman
الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى
"(Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka)." (QS. Al A'laa[87] : 12)Allah berfirman
وَمَن لَّمْ يُؤْمِن بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ فَإِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَعِيرًا
"Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala." (QS. Al Fath[48] : 13)
Allah berfirman
وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ ﴿١۰﴾ نَارٌ حَامِيَةٌ ﴿١١﴾وَ
"Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas." (Al Qaari'ah[101] : 10)
Allah berfirman
كَلَّا إِنَّهَا لَظَى
"Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak," (QS. Al Ma'aarij[70] :15)
Allah berfirman
إِنَّهَا تَرْمِي بِشَرَرٍ كَالْقَصْرِ
"Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana." (QS. Al Mursalat[77] : 32)
Allah berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS At Tahriim[66] : 6)
Allah berfirman
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS. Al A'raf[7] :179)
Allah berfirman
وَعَدَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا هِيَ حَسْبُهُمْ وَلَعَنَهُمُ اللَّهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّقِيمٌ
"Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal." (QS. At Taubah[9] : 68)
Allah berfirman
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka." (QS. An Nisaa[4] : 145)
Allah berfirman
يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ
"(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka): "Rasakanlah sentuhan api neraka!". " (QS. Al-Qamar[54] : 48)
Allah berfirman
تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ
"Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat." (QS. Al Mu'minun[23] : 104)
Allah berfirman
وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ فَمَن شَاءَ فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِن يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا
"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (QS. Al Kahfi[18] : 29)
Allah berfirman
يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنتُمْ تَكْنِزُونَ
"pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu"." (QS. At Taubah[9] : 35)
Selasa, 16 November 2010
Surga : taman tempat istirahat yang indah di akhirat
Surga seperti yang diceritakan dalam Al Qur'an adalah diibaratkan taman-taman, tempat peristirahatan yang indah dengan banyak mata air dan banyak sungai mengalir. Penghuni surga menggunakan perhiasan emas, baju sutra, bersandar di dipan-dipan sambil makan buah-buahan. Di surga penghuninya hanya bersenang-senang, semua keinginan akan terpenuhi. Surga tidak ada di dunia, melainkan di akhirat.
0rang yang mengikuti petunjuk Al Qur'an dengan beriman dan bertakwa selama di dunia akan mendapatkan balasan dari Allah saat di akhirat yaitu ditempatkan di surga, baik laki-laki maupun perempuan. 0rang beriman adalah orang -yang selalu merendahkan diri pada Allah, mengerjakan amal-amal shaleh, dan tidak ragu-ragu berjuang dengan harta dan jiwanya di jalan Allah.
Allah berfirman
مَّثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوا وَّعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارُ
"Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka." (QS Ar Ra'du[13] : 35)
Allah berfirman
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir)." (QS Al Hijr[15] :45)
Allah berfirman
إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ
"Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka)." (QS Yaa Siin [36] : 55)
Allah berfirman
لَهُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ
"Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta." (QS Yaa Siin : [36] : 57)
Allah berfirman
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُمْ فِيهَا مَا يَشَاءُونَ كَذَلِكَ
(yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa (QS An Nahl[16] : 31)
Allah berfirman
أُولَئِكَ لَهُمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِّن سُندُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُّتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا
"Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah" (QS Al Kahfi[18] : 31)
Allah berfirman
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS Ali Imran[3]: 85)
Allah berfirman
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun," (QS Al Mulk[67] : 2)
Allah berfirman
إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَإِن تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ
"Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu." (QS Muhammad[47] : 36)
Allah berfirman
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk". (QS Al A'raf[7] : 158)
Allah berfirman
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَخْبَتُوا إِلَى رَبِّهِمْ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. "(QS Huud[11] : 23)
Allah berfirman
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan" (QS Ali Imran[3] : 185)
Allah berfirman
وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَن فِي الْقُبُورِ
"dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur." (QS Al Hajj[22] : 7)
Allah berfirman
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوا أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
"Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu." (QS Al Mujaadalah[58] : 6)
Allah berfirman
لِّيُدْخِلَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَيُكَفِّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَكَانَ ذَلِكَ عِندَ فَوْزًا عَظِيمًا
supaya Dia memasukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah, (Al Fath[48] : 5)
Allah berfirman
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (QS Al Hujuraat[49] : 15)
Takwa : pengamalan ajaran Islam secara utuh
Kata takwa berasal dari rumpun kata waqa (وَقَى), yaqi (يَقِى), wiqayah (وِقايةً), yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi. Sesuai dengan makna tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama islam secara utuh, konsisten dan selalu ditingkatkan (istiqamah). Takwa juga bisa diartikan dengan selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.
0rang yang bertakwa telah mendapat petunjuk dari Allah yaitu Al Qur'an (supaya dipelajari dan diterapkan dalam kehidupannya). 0rang yang bertakwa ciri-cirinya adalah yang beriman pada yang Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, mendirikan shalat, menunaikan zakat, membantu kerabat dan orang lain yang dalam kesempitan, sabar bila menghadapi masalah, sanggup menahan amarah, mudah memaafkan orang lain, dan selalu minta ampun pada Allah dengan segera menyadari kesalahannya.
0rang-orang yang bertakwa supaya mengikuti aturan-aturan tentang kehidupan yang ada di Al Qur'an dalam kehidupannya, dan Allah akan memberi jalan keluar dari masalah-masalahnya. 0rang-orang yang bertakwa akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah, diampuni dosa-dosanya dan mendapat balasan dari Allah yaitu surga.
0rang yang bertakwa telah mendapat petunjuk dari Allah yaitu Al Qur'an (supaya dipelajari dan diterapkan dalam kehidupannya). 0rang yang bertakwa ciri-cirinya adalah yang beriman pada yang Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, mendirikan shalat, menunaikan zakat, membantu kerabat dan orang lain yang dalam kesempitan, sabar bila menghadapi masalah, sanggup menahan amarah, mudah memaafkan orang lain, dan selalu minta ampun pada Allah dengan segera menyadari kesalahannya.
0rang-orang yang bertakwa supaya mengikuti aturan-aturan tentang kehidupan yang ada di Al Qur'an dalam kehidupannya, dan Allah akan memberi jalan keluar dari masalah-masalahnya. 0rang-orang yang bertakwa akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah, diampuni dosa-dosanya dan mendapat balasan dari Allah yaitu surga.
Allah berfirman
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ ﴿٢﴾ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ ﴿٣﴾ وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ ﴿٤﴾ أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿٥﴾ إِ
"Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. " (QS. Al Baqarah[2] : 2-5)
Allah berfirman
لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. " (QS. Al Baqarah[2] : 177)
Allah berfirman
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٣﴾الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ ﴿١٣٤﴾ وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ ﴿١٣٥﴾ أُولَئِكَ جَزَاؤُهُم مَّغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ ﴿١٣٦﴾ قَدْ
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. " (QS. Ali Imran[3] : 133-136)
Allah berfirman
فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنكُمْ وَأَقِيمُوا الشَّهَادَةَ لِلَّهِ ذَلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا
Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (QS. Ath Thalaaq[65] : 2)
Allah berfirman
ذَلِكَ أَمْرُ اللَّهِ أَنزَلَهُ إِلَيْكُمْ وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
"Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu, dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya. " (QS. Ath Thalaaq[65] : 5)
Senin, 15 November 2010
Perbedaan penetapan hari Idul Adha 1431 H/2010 M di Indonesia
Dalam menetapkan hari Idul Adha 1431 H di Indonesia, pemerintah dan Nahdlotul Ulama atau NU sama-sama menggunakan metode rukyah, sedangkan Muhammadiyah menggunakan metode hisab melalui metode wujudulhilal. NU pada perhitungan rukyah penetapan harinya bisa berbeda dengan perhitungan pemerintah, karena disebabkan pemerintah menetapkan rukyah imkan al-rukyah. Perhitungan imkan al-rukyah adalah apabila ketinggian hilal mencapai 2 derajat barulah akan dianggap memasuki bulan baru. Sedangkan yang dimaksud wujudulhilal yang dipergunakan oleh Muhammadiyah, adalah bulan baru dianggap sudah lahir apabila hilal sudah menampakkan wujudnya.
Masih ada perhitungan dari penetapan hari raya oleh organisasi massa yang lain. Misalnya menggunakan pedoman dari Arab Saudi, untuk mengikuti pedoman hari raya sesuai yang diputuskan oleh pemerintah Arab Saudi. 0rang-orang dalam kelompok kecil di daerah tertentu ada yang menetapkan hari raya bisa beberapa hari selisihnya dibandingkan pemerintah dengan perhitungan versi mereka yang mereka yakini.
Untuk Idul Adha 1431 H ini, atau pada tahun 2010 M, perbedaan penetapan adalah dilihat dari data Hilal 6 November 2010.
Masih ada perhitungan dari penetapan hari raya oleh organisasi massa yang lain. Misalnya menggunakan pedoman dari Arab Saudi, untuk mengikuti pedoman hari raya sesuai yang diputuskan oleh pemerintah Arab Saudi. 0rang-orang dalam kelompok kecil di daerah tertentu ada yang menetapkan hari raya bisa beberapa hari selisihnya dibandingkan pemerintah dengan perhitungan versi mereka yang mereka yakini.
Untuk Idul Adha 1431 H ini, atau pada tahun 2010 M, perbedaan penetapan adalah dilihat dari data Hilal 6 November 2010.
Penetapan hari Idul Adha 1431 H
Muhammadiyah : Selasa, 16 November 2010
Nahdlotul Ulama : Rabu, 17 November 2010
Pemerintah : Rabu, 17 November 2010
Saudi Arabia : Selasa, 16 November 2010
Catatan, topik tentang ini bisa dilihat di detik.com : http://bit.ly/aYV72a
Pemerintah : Rabu, 17 November 2010
Saudi Arabia : Selasa, 16 November 2010
Catatan, topik tentang ini bisa dilihat di detik.com : http://bit.ly/aYV72a
Idul Adha
Idul Adha ( عيد الأضحى) adalah nama hari yang dirayakan oleh umat Islam (selain hari raya Idul Fitri). Secara bahasa Adha ( أَضْحَى ) adalah: ضَحَّى يُضَحِّي تَضْحِيَةً فَهُوَ مُضَحِّ , yang dijelaskan oleh Al-Qadhi rahimahullahu : “Disebut demikian karena pelaksanaan (penyembelihan) adalah pada waktu dhuha ( ضُحًى ) yaitu hari mulai siang”. Adapun definisinya secara syar’i, dijelaskan oleh Al-‘Allamah Abu Thayyib Muhammad Syamsulhaq Al-‘Azhim Abadi dalam kitabnya ‘Aunul Ma’bud (7/379): “Hewan yang disembelih pada hari nahr (Iedul Adha) dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Hewan qurban atau kurban yang diperbolehkan untuk disembelih adalah onta, sapi atau kambing, dimana jenis hewan yang lain tidak boleh dijadikan hewan kurban untuk Idul Adha.
Waktu pelaksanaan penyembelihan hewan kurban adalah setelah sholat Idul Adha, saat menjelang siang tanggal 10 bulan Dzulhijjah sampai dengan matahari terbenam pada tanggal 13 Dzulhijjah. Tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah disebut hari Tasyrik, pada hari Tasyrik umat Islam dilarang berpuasa dan masih boleh melakukan penyembelihan hewan kurban untuk hari Idul Adha.
0rang yang mempunyai dana lebih setelah mencukupi kebutuhan sehari-hari supaya melaksanakan ibadah kurban. Sebagaimana manusia diperintah menjalankan sholat, juga supaya menjalankan ibadah kurban. Saat 10 hari di bulan pertama Dzulhijjah, bagi yang melaksanakan ibadah kurban supaya tidak memotong kuku dan rambut.
Hubungan antara Idul Adha dan ibadah Haji adalah pelaksanaan kedua ibadah ini sama-sama pada bulan Dzulhijjah. Pada tanggal 9 Dzuhijjah, para jamaah haji berada di Arafah melakukan wukuf dan tidak disunatkan untuk berpuasa, sedangkan umat Islam lainnya yang tidak melakukan ibadah haji disunatkan berpuasa. Puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah disebut puasa Arafah, berkaitan dengan umat muslim di dunia yang akan merayakan hari Idul Adha, sedang para jamaah haji melakukan wukuf di Arafah dengan tinggal di tenda-tenda. Pada tanggal 10 Dzulhijjah jamaah haji sedang bergerak dari Muzdalifah ke Mina. Mina adalah desa kecil dekat Mekkah, di Mina para jamaah haji akan melempar Jumrah, yaitu melempar batu-batu kecil ke 3 tiang batu yang diibaratkan sebagai setan.
Menurut ayat-ayat di Al Qur'an, penyembelihan kurban ini diawali pada saat Ibrahim as mendapat mimpi beliau sedang menyembelih anaknya, Ismail as yang sedang memasuki masa akil baligh (remaja). Lalu Ibrahim as menceritakan mimpinya pada Ismail as sekaligus menanyakan apa pendapatnya. Ismail as menjawab "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Menurut riwayat Ibnu `Abbas , saat Ibrahim as akan melaksanakan ibadah, setan datang menggodanya, yang kemudian dilempari batu oleh Ibrahim as sehingga setannya lari. Kemudian Ibrahim as menyuruh anaknya menelungkupkan mukanya untuk segera disembelih, waktu itu Ismail as sedang mengenakan baju gamis (panjang) putih. Lalu berkata Ismail as kepada bapaknya"Wahai bapakku, tidak ada kain untuk mengafaniku kecuali baju gamisku itu, maka lepaskanlah supaya kamu dengan gamisku itu dapat mengafaniku". Maka Ibrahim mulai menanggalkan baju gamis itu, tapi pada saat itulah ada suara di belakangnya menyeru dia: "Hai Ibrahim, kamu sudah melaksanakan dengan jujur mimpimu". Ibrahim segera berpaling, tiba-tiba seekor kambing kibas putih di hadapannya. Sesudah malaikat menyampaikan wahyu itu, Ibrahim as dan Ismail as menjadi sangat berbahagia dan mereka sangat bersyukur kepada Allah, karena perintah penyembelihan itu hanyalah ujian ketaatan kepada mereka yang diberikan oleh Allah.
Allah berfirman
Allah berfirman
Allah berfirman
Waktu pelaksanaan penyembelihan hewan kurban adalah setelah sholat Idul Adha, saat menjelang siang tanggal 10 bulan Dzulhijjah sampai dengan matahari terbenam pada tanggal 13 Dzulhijjah. Tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah disebut hari Tasyrik, pada hari Tasyrik umat Islam dilarang berpuasa dan masih boleh melakukan penyembelihan hewan kurban untuk hari Idul Adha.
0rang yang mempunyai dana lebih setelah mencukupi kebutuhan sehari-hari supaya melaksanakan ibadah kurban. Sebagaimana manusia diperintah menjalankan sholat, juga supaya menjalankan ibadah kurban. Saat 10 hari di bulan pertama Dzulhijjah, bagi yang melaksanakan ibadah kurban supaya tidak memotong kuku dan rambut.
Hubungan antara Idul Adha dan ibadah Haji adalah pelaksanaan kedua ibadah ini sama-sama pada bulan Dzulhijjah. Pada tanggal 9 Dzuhijjah, para jamaah haji berada di Arafah melakukan wukuf dan tidak disunatkan untuk berpuasa, sedangkan umat Islam lainnya yang tidak melakukan ibadah haji disunatkan berpuasa. Puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah disebut puasa Arafah, berkaitan dengan umat muslim di dunia yang akan merayakan hari Idul Adha, sedang para jamaah haji melakukan wukuf di Arafah dengan tinggal di tenda-tenda. Pada tanggal 10 Dzulhijjah jamaah haji sedang bergerak dari Muzdalifah ke Mina. Mina adalah desa kecil dekat Mekkah, di Mina para jamaah haji akan melempar Jumrah, yaitu melempar batu-batu kecil ke 3 tiang batu yang diibaratkan sebagai setan.
Menurut ayat-ayat di Al Qur'an, penyembelihan kurban ini diawali pada saat Ibrahim as mendapat mimpi beliau sedang menyembelih anaknya, Ismail as yang sedang memasuki masa akil baligh (remaja). Lalu Ibrahim as menceritakan mimpinya pada Ismail as sekaligus menanyakan apa pendapatnya. Ismail as menjawab "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Menurut riwayat Ibnu `Abbas , saat Ibrahim as akan melaksanakan ibadah, setan datang menggodanya, yang kemudian dilempari batu oleh Ibrahim as sehingga setannya lari. Kemudian Ibrahim as menyuruh anaknya menelungkupkan mukanya untuk segera disembelih, waktu itu Ismail as sedang mengenakan baju gamis (panjang) putih. Lalu berkata Ismail as kepada bapaknya"Wahai bapakku, tidak ada kain untuk mengafaniku kecuali baju gamisku itu, maka lepaskanlah supaya kamu dengan gamisku itu dapat mengafaniku". Maka Ibrahim mulai menanggalkan baju gamis itu, tapi pada saat itulah ada suara di belakangnya menyeru dia: "Hai Ibrahim, kamu sudah melaksanakan dengan jujur mimpimu". Ibrahim segera berpaling, tiba-tiba seekor kambing kibas putih di hadapannya. Sesudah malaikat menyampaikan wahyu itu, Ibrahim as dan Ismail as menjadi sangat berbahagia dan mereka sangat bersyukur kepada Allah, karena perintah penyembelihan itu hanyalah ujian ketaatan kepada mereka yang diberikan oleh Allah.
Allah berfirman
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah" (QS. Al Kautsar[108] : 2)Allah berfirman
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ a فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَالصَّابِرِينَ عَلَى مَا أَصَابَهُمْ وَالْمُقِيمِي الصَّلَاةِ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
"Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)." (QS. Al Hajj[22] : 34) إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ وَعِنْدَهُ أُضْحِيَّةٌ يُرِيدُ أَنْ يُضَحِّيَ فَلَا يَأْخُذَنَّ شَعْرًا وَلَا يَقْلِمَنَّ ظُفُرًا
"Jika (Salah seorang) telah masuk sepuluh (Dzul Hijjah), sedangkan ia memiliki hewan kurban yang hendak dikurbankan, maka jangan sekali-kali ia mencukur rambut atau memotong kuku." (HR. Muslim)Allah berfirman
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ ﴿١۰٢﴾ فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ ﴿١۰٣﴾ وَنَادَيْنَاهُ أَن يَا إِبْرَاهِيمُ ﴿١۰٤﴾ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ ﴿١۰٥﴾ إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ ﴿١۰٦﴾ وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ ﴿١۰٧﴾وَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (QS. Ash-Shaaff [37] : 102-107)
Ciri-ciri orang munafik
Munafik berasal dari kata nafaqa (نَافَقَ), yunafiqu (يُنَافِقُ), nifaqan (نِفَاق) wa munafaqatan (مُنَافَقَةً). Secara bahasa berarti salah satu lubang tempat keluarnya yarbu’ (hewan sejenis tikus) dari sarangnya, dimana bila ia dicari dari salah satu lubang maka ia keluar dari lubang lainnya. Atau bisa diartikan memiliki dua lubang (wajah). Secara syara’ berarti menampakkan ke-Islaman dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dikatakan demikian karena dia masuk pada syari’at dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain.
Ciri-ciri orang munafik secara garis besar adalah bila berbicara ia bohong, jika berjanji ia ingkar, dan jika diberi amanat ia mengkhianati. 0rang yang suka berbohong dan mengingkari janji masih disebut calon munafik. Seorang munafik sejati bila melakukan ketiga dari ciri-ciri di atas. Dari ketiga ciri di atas maka yang terberat adalah mengkhianati amanat.
Sedangkan penjelasan yang lebih mendetail lagi mengenai ciri-ciri orang munafik adalah (1) suka berpura-pura mengikuti petunjuk Allah (2) bangga melakukan perbuatan buruk (3) keras kepala (4) sombong (5) mudah bermusuhan serta saling membenci (6) suka merusak
Allah berfirman
Ciri-ciri orang munafik secara garis besar adalah bila berbicara ia bohong, jika berjanji ia ingkar, dan jika diberi amanat ia mengkhianati. 0rang yang suka berbohong dan mengingkari janji masih disebut calon munafik. Seorang munafik sejati bila melakukan ketiga dari ciri-ciri di atas. Dari ketiga ciri di atas maka yang terberat adalah mengkhianati amanat.
Sedangkan penjelasan yang lebih mendetail lagi mengenai ciri-ciri orang munafik adalah (1) suka berpura-pura mengikuti petunjuk Allah (2) bangga melakukan perbuatan buruk (3) keras kepala (4) sombong (5) mudah bermusuhan serta saling membenci (6) suka merusak
Rasulullah bersabda
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
"Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga. jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan jikadipercaya ia berkhianat". (HR Bukhari)Allah berfirman
وَإِذَا جَاءُوكُمْ قَالُوا آمَنَّا وَقَد دَّخَلُوا بِالْكُفْرِ وَهُمْ قَدْ خَرَجُوا بِهِ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا يَكْتُمُونَ ﴿٦١﴾ وَتَرَى كَثِيرًا مِّنْهُمْ يُسَارِعُونَ فِي الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿٦٢﴾ لَوْلَا يَنْهَاهُمُ الرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ عَن قَوْلِهِمُ الْإِثْمَ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ a لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَصْنَعُونَ ﴿٦٣﴾ يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ ﴿٦٧﴾ قُلْ٦
"Dan apabila orang-orang (Yahudi atau munafik) datang kepadamu, mereka mengatakan: "Kami telah beriman", padahal mereka datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka pergi (daripada kamu) dengan kekafirannya (pula); dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu. Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu. Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan." (QS. Al Maidah[5] : 61-64)Minggu, 14 November 2010
Shalat : ibadah yang wajib dilaksanakan bagi orang beragama Islam
Manusia mendapat perintah dari Allah supaya mendirikan shalat. Menurut Al-Qur'an, mendirikan shalat adalah kewajiban bagi muslim yang beriman. Melaksanakan shalat adalah lebih tinggi keutamaannya dibandingkan ibadah-ibadah yang lain.
0rang beriman yang sedang dalam kesulitan akan memohon pertolongan dari Allah dengan melaksanakan shalat dan bersikap sabar. Shalat juga akan menghindarkan diri dari perbuatan munkar (keji).
0rang beriman yang khusyu (merendahkan diri pada Allah) akan mudah melaksanakan shalat, tetapi orang munafik akan berat menjalankan shalat.
Shalat, menunaikan zakat, melakukan amal shaleh, apabila dijalankan dengn merendahkan diri pada Allah akan dapat menghilangkan kekhawatiran dan kesedihan hatinya. Allah akan memberikan pahala baginya dan petunjuk dalam hidupnya.
Allah berfirman
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ a إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا
"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An Nisaa[4] : 103)
Allah berfirman
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al 'Ankabut[29] : 45)
Allah berfirman
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al Baqarah[2] : 153)
Allah berfirman
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (QS. An Nisaa[4] : 142)
Allah berfirman
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Al Baqarah[2] : 277)
Allah berfirman
نَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَن يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
"Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. At Taubah[9] : 18)
Sabar : tabah saat menghadapi cobaan hidup
Sabar berasal dari bahasa Arab shabr (صْبِرْ ). Menurut Quarish Shihab dalam bukunya Secercah cahaya Ilahi : hidup bersama Al Qur'an, dijelaskan "dalam kamus-kamus Al Qur'an kata shabr (sabar) diartikan sebagai "menahan" baik dalam pengertian fisik-material seperti menahan orang dalam tahanan (kurungan), ataupun imaterial-nonfisik seperti menahan diri (jiwa) dalam menghadapi sesuatu yang diinginkan." Penjelasan seterusnya adalah "kesabaran menuntut ketabahan dalam menghadapi sesuatu yang sulit, berat, pahit yang harus diterima dengan dengan penuh tanggung jawab. Berdasarkan kesimpulan tersebut para agamawan muslim merumuskan pengertian sabar dalam Islam adalah "menahan diri atau membatasi jiwa dari keinginannya demi mencapai sesuatu yang baik atau lebih baik (luhur)"."
Sabar adalah sesuatu yang diupayakan. Bila manusia berusaha ingin kaya (di kehidupan dunia, bukan di akhirat) maka Allah akan memberikan kekayaan, sedangkan bila manusia berusaha ingin sabar, maka Allah akan memberikan kesabaran. Sesungguhnya tidak ada yang lebih baik dari mengharapkan kelapangan dan kesabaran, karena saat di akhirat akan mendapat kehidupan yang lebih baik. Agar manusia berusaha meningkatkan kesabaran, maka sebaiknya bergaul dengan orang-orang sholeh agar bisa saling menasehati tentang kesabaran.
Sabar adalah sesuatu yang diupayakan. Bila manusia berusaha ingin kaya (di kehidupan dunia, bukan di akhirat) maka Allah akan memberikan kekayaan, sedangkan bila manusia berusaha ingin sabar, maka Allah akan memberikan kesabaran. Sesungguhnya tidak ada yang lebih baik dari mengharapkan kelapangan dan kesabaran, karena saat di akhirat akan mendapat kehidupan yang lebih baik. Agar manusia berusaha meningkatkan kesabaran, maka sebaiknya bergaul dengan orang-orang sholeh agar bisa saling menasehati tentang kesabaran.
Ciri-ciri orang sabar adalah orang yang gemetar saat mendengar nama Allah, bila mendapat cobaan berlapang dada dan tidak gelisah atau berkeluh kesah, melakukan perbuatan demi mengharap ridho Allah, mendirikan sholat, taat menjalankan ibadah (sesuai ajaran Islam), berusaha menahan hawa nafsunya untuk tidak mudah tergoda hal-hal menyesatkan di dunia, membagikan sebagian rejeki kepada yang membutuhkan, mudah memaafkan orang lain, membalas kejahatan dengan kebaikan, selalu minta ampun atas kesalahan-kesalahannya pada Allah.
Apabila manusia mendapat bencana (antara lain takut, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa, dan cobaan hidup yang lain), hendaknya sholat dan bersikap sabar. Sesungguhnya bencana adalah ujian kesabaran bagi umat manusia dari Allah. 0rang beriman dan beramal shaleh, hanya akan mendapat pahala dari Allah apabila bersikap sabar atas semua kejadian yang tidak menyenangkan yang menimpa dirinya. Bila orang mau bersikap sabar atas bencana yang menimpa dirinya, maka Allah akan memberi ampunan atas dosa-dosanya dan pahala yang besar. Karena semua yang ada di dunia ini tidak abadi, maka orang sabar akan diberi tempat yang baik, yaitu surga, saat di akhirat kelak.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
لَهُمْ حِينَ نَفِدَ كُلُّ شَيْءٍ أَنْفَقَ بِيَدَيْهِ مَا يَكُنْ عِنْدِي مِنْ خَيْرٍ لَا أَدَّخِرْهُ عَنْكُمْ وَإِنَّهُ مَنْ يَسْتَعِفَّ يُعِفَّهُ اللَّهُ وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ وَلَنْ تُعْطَوْا عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنْ الصَّبْرِ
"Jika kami memiliki kebaikan, maka kami tidak akan menyimpannya dari kalian semua, namun barangsiapa merasa cukup maka Allah akan mencukupkan baginya, barangsiapa berusaha sabar maka Allah akan menjadikannya sabar dan barangsiapa merasa (berusaha) kaya maka Allah akan mengayakannya. Dan sungguh, tidaklah kalian diberi sesuatu yang lebik baik dan lebih lapang dari kesabaran." (HR. Bukhari)
Allah berfirman
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al Ashr[103] : 3)
Allah berfirman
الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَالصَّابِرِينَ عَلَى مَا أَصَابَهُمْ وَالْمُقِيمِي الصَّلَاةِ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
"(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka." (QS. Al Hajj[22] : 3)
Allah berfirman
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunyadan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS. Al Kahfi[18] : 28)
Allah berfirman
وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ
" Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)," (QS. Ar Ra'du[13] : 22)
Allah berfirman
فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ لَا يُوقِنُونَ
"Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu." (QS. Ar Ruum[30] : 60)
Allah berfirman
وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
"Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan. " (Asy Syuura[42] : 43)
Allah berfirman
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
"(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta'at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur." (QS. Ali Imran[3] : 17)
Allah berfirman
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al Baqarah[2] : 155)
Allah berfirman
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
"Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu." (QS. Muhammad[47] : 31)
Allah berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al Baqarah[2] : 153)
Allah berfirman
وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِّمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ
"Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar". (QS. Al Qashash[28] : 80)
Allah berfirman
إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
"kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar." (QS. Huud[11] : 11)
Allah berfirman
مَا عِندَكُمْ يَنفَدُ وَمَا عِندَ اللَّهِ بَاقٍ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An Nahl[16] : 96)
Iman : percaya pada rukun Iman
Iman (إيمان) diambil dari kata kerja 'aamana' (أمن) -- yukminu' (يؤمن) yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'. Iman juga bisa diartikan dengan mengucapkan dengan lisan, meyakini dalam hati dan mengamalkan dengan perbuatan. 0rang yang beriman adalah yang punya prinsip kuat akan keyakinannya. sehingga antara ucapan, hati dan perbuatan akan selalu selaras.
Iman adalah percaya pada Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rasul-Rasul Allah, hari akhir, Qodho (ketentuan Allah) dan Qodhar (kejadian dari ketentuan Allah). 0rang yang pernah melakukan kejahatan lalu bertaubat dan menjadi beriman maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya. 0rang-orang yang ikhlas keimanannya, supaya selalu berpegang teguh pada agama, bertakwa maka Allah akan selalu melindungi mereka, menunjukkan jalan yang lurus untuk ke surga.
0rang Islam yang melakukan syahadat, sholat, zakat, puasa saat Ramadhan, naik haji bila mampu disebut Muslim. Seorang muslim yang meyakini (menselaraskan antara ucapan, hati dan perbuatan) dan mempercayai Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rasul-Rasul Allah, hari akhir, Qodho (ketentuan Allah) Qodhar (kejadian karena ketentuan Allah) disebut mukmin. Ihsan adalah orang yang berusaha melakukan yang terbaik dalam hubungannya pada Allah. Hari akhir/kiamat tidak ada yang mengetahuinya, kecuali Allah.
Dari Abu Hurairah, dia berkata
Dari Abu Hurairah
Allah berfirman
Allah berfirman
Allah berfirman
Allah berfirman
Allah berfirman
Allah berfirman
Allah berfirman
Iman adalah percaya pada Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rasul-Rasul Allah, hari akhir, Qodho (ketentuan Allah) dan Qodhar (kejadian dari ketentuan Allah). 0rang yang pernah melakukan kejahatan lalu bertaubat dan menjadi beriman maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya. 0rang-orang yang ikhlas keimanannya, supaya selalu berpegang teguh pada agama, bertakwa maka Allah akan selalu melindungi mereka, menunjukkan jalan yang lurus untuk ke surga.
0rang Islam yang melakukan syahadat, sholat, zakat, puasa saat Ramadhan, naik haji bila mampu disebut Muslim. Seorang muslim yang meyakini (menselaraskan antara ucapan, hati dan perbuatan) dan mempercayai Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rasul-Rasul Allah, hari akhir, Qodho (ketentuan Allah) Qodhar (kejadian karena ketentuan Allah) disebut mukmin. Ihsan adalah orang yang berusaha melakukan yang terbaik dalam hubungannya pada Allah. Hari akhir/kiamat tidak ada yang mengetahuinya, kecuali Allah.
Dari Abu Hurairah, dia berkata
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ فَقَالَ مَا الْإِيمَانُ قَالَ الْإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَبِلِقَائِهِ وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ قَالَ مَا الْإِسْلَامُ قَالَ الْإِسْلَامُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤَدِّيَ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ قَالَ مَا الْإِحْسَانُ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ وَسَأُخْبِرُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا إِذَا وَلَدَتْ الْأَمَةُ رَبَّهَا وَإِذَا تَطَاوَلَ رُعَاةُ الْإِبِلِ الْبُهْمُ فِي الْبُنْيَانِ فِي خَمْسٍ لَا يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ تَلَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْآيَةَ ثُمَّ أَدْبَرَ فَقَالَ رُدُّوهُ فَلَمْ يَرَوْا شَيْئًا فَقَالَ هَذَا جِبْرِيلُ جَاءَ يُعَلِّمُ النَّاسَ دِينَهُمْ
bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu hari muncul kepada para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril 'Alaihis Salam yang kemudian bertanya: "Apakah iman itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada hari berbangkit." (Jibril 'Alaihis salam) berkata: "Apakah Islam itu?" Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:" Islam adalah kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan suatu apapun, kamu dirikan shalat, kamu tunaikan zakat yang diwajibkan, dan berpuasa di bulan Ramadlan." (Jibril 'Alaihis salam) berkata: "Apakah ihsan itu? "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Kamu menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya dan bila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu." (Jibril 'Alaihis salam) berkata lagi: "Kapan terjadinya hari kiamat?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Yang ditanya tentang itu tidak lebih tahu dari yang bertanya. Tapi aku akan terangkan tanda-tandanya; (yaitu); jika seorang budak telah melahirkan tuannya, jika para penggembala unta yang berkulit hitam berlomba-lomba membangun gedung-gedung selama lima masa, yang tidak diketahui lamanya kecuali oleh Allah." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca: "Sesungguhnya hanya pada Allah pengetahuan tentang hari kiamat." Setelah itu Jibril 'Alaihis salam pergi, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata;" hadapkan dia ke sini." Tetapi para sahabat tidak melihat sesuatupun, maka Nabi bersabda; " Dia adalah Malaikat Jibril datang kepada manusia untuk mengajarkan agama mereka." (HR. Bukhari)Dari Abu Hurairah
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ إِيمَانٌ بِاللَّهِ قَالَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ حَجٌّ مَبْرُورٌ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya, "Amal apa yang paling utama? "Beliau menjawab, iman kepada Allah. Dia bertanya lagi, "Kemudian apa? " Beliau menjawab," jihad di jalan Allah. " Dia bertanya lagi, Kemudian apa? Beliau menjawab," Haji yang mabrur." (HR. Bukhari)Allah berfirman
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
"0rang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al An'am[6] : 82)Allah berfirman
وَالَّذِينَ عَمِلُوا السَّيِّئَاتِ ثُمَّ تَابُوا مِن بَعْدِهَا وَآمَنُوا إِنَّ رَبَّكَ مِن بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
"Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman; sesungguhnya Tuhan kamu sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al A'raf [7] : 153)Allah berfirman
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." (QS, Al Baqarah [2] : 257)Allah berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. Ali Imran[3] : 102)Allah berfirman
وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan. (QS. Al Ahzab[33] : 22)Allah berfirman
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَاعْتَصَمُوا بِهِ فَسَيُدْخِلُهُمْ فِي رَحْمَةٍ مِّنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَاطًا مُّسْتَقِيمًا
"Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya." (QS. An Nisaa [4] : 175)Allah berfirman
فَأَثَابَهُمُ اللَّهُ بِمَا قَالُوا جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ
"Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya). " (QS. Al Maidah[5] : 85)
Langganan:
Postingan (Atom)