Rahmat atau kasih sayang Allah yang diberikan melalui malaikat pembawa rahmat akan diberikan pada manusia yang bertakwa, bertawakal dan selalu berusaha menyambung tali silaturahmi. Bisa jadi manusia yang bersikap paranoid akan mempunyai banyak harta, tapi apakah dia bahagia? Tentunya lebih membahagiakan apabila menjadi manusia yang dicukupi rejekinya dan bisa merasakan rahmat dari Allah.
Silaturahmi adalah hubungan kekeluargaan. Menyambung silaturahmi adalah bila dijauhi anggota keluarga tetapi tetap mencoba menyambung hubungan dengan bersikap baik. Bila tetap dijahati, maka Allah akan selalu menyertai pihak yang sudah berusaha menyambung silaturahmi . Sedangkan pihak yang tetap menginginkan permusuhan akan dijauhi Allah, tidak akan mendapat rahmat dari Allah. Setelah hubungan darah dan perkawinan, maka hal ini juga sebaiknya dilakukan dalam hubungan kekeluargaan sesama muslim.
Manusia yang bertakwa adalah yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi perintah Allah. Manusia yang tawakal adalah manusia yang mau berusaha sekaligus berserah diri pada Allah. Sedangkan manusia yang berusaha menyambung silaturahmi adalah manusia yang menghindari kebencian, mudah memaafkan, mau meminta maaf, suka menolong dan menyayangi sesama.
Rejeki dari jalan mana yang kita inginkan? Dengan bersikap paranoid dan menzholimi orang lain yang akhirnya akan dipercepat siksa dunia dan akhirat oleh Allah? Atau rejeki dengan bertakwa, tawakal dan menyambung silaturahmi, yang akan membuat kita bahagia dunia dan akhirat?
Semoga Allah memberi kebaikan dunia dan akhirat...
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَحْرَى أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا يُدَّخَرُ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ
"Tidak ada dosa yang Allah swt lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi" (HR Tirmidzi)dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang ingin diluaskan rezekinya atau meninggalkan nama sebagai orang baik setelah kematiannya hendaklah dia menyambung silaturrahim". (HR. Bukhari)Allah berfirman
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا ﴿الطلاق : ٢﴾ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا ﴿الطلاق : ٣﴾٣
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. Ath Thalaaq [65]: 2-3)