Idul Adha (
عيد الأضحى) adalah nama hari yang dirayakan oleh umat Islam (selain hari raya Idul Fitri).
Secara bahasa Adha ( أَضْحَى ) adalah: ضَحَّى يُضَحِّي تَضْحِيَةً فَهُوَ مُضَحِّ , yang dijelaskan oleh Al-Qadhi rahimahullahu : “Disebut demikian karena pelaksanaan (penyembelihan) adalah pada waktu dhuha ( ضُحًى ) yaitu hari mulai siang”. Adapun definisinya secara syar’i, dijelaskan oleh Al-‘Allamah Abu Thayyib Muhammad Syamsulhaq Al-‘Azhim Abadi dalam kitabnya ‘Aunul Ma’bud (7/379): “Hewan yang disembelih pada hari nahr (Iedul Adha) dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Hewan qurban atau kurban yang diperbolehkan untuk disembelih adalah onta, sapi atau kambing, dimana jenis hewan yang lain tidak boleh dijadikan hewan kurban untuk Idul Adha.
Waktu pelaksanaan penyembelihan hewan kurban adalah setelah sholat Idul Adha, saat menjelang siang tanggal 10 bulan Dzulhijjah sampai dengan matahari terbenam pada tanggal 13 Dzulhijjah. Tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah disebut hari Tasyrik, pada hari Tasyrik umat Islam dilarang berpuasa dan masih boleh melakukan penyembelihan hewan kurban untuk hari Idul Adha.
0rang yang mempunyai dana lebih setelah mencukupi kebutuhan sehari-hari supaya melaksanakan ibadah kurban. Sebagaimana manusia diperintah menjalankan sholat, juga supaya menjalankan ibadah kurban. Saat 10 hari di bulan pertama Dzulhijjah, bagi yang melaksanakan ibadah kurban supaya tidak memotong kuku dan rambut.
Hubungan antara Idul Adha dan ibadah Haji adalah pelaksanaan kedua ibadah ini sama-sama pada bulan Dzulhijjah. Pada tanggal 9 Dzuhijjah, para jamaah haji berada di Arafah melakukan wukuf dan tidak disunatkan untuk berpuasa, sedangkan umat Islam lainnya yang tidak melakukan ibadah haji disunatkan berpuasa. Puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah disebut puasa Arafah, berkaitan dengan umat muslim di dunia yang akan merayakan hari Idul Adha, sedang para jamaah haji melakukan wukuf di Arafah dengan tinggal di tenda-tenda. Pada tanggal 10 Dzulhijjah jamaah haji sedang bergerak dari Muzdalifah ke Mina. Mina adalah desa kecil dekat Mekkah, di Mina para jamaah haji akan melempar Jumrah, yaitu melempar batu-batu kecil ke 3 tiang batu yang diibaratkan sebagai setan.
Menurut ayat-ayat di Al Qur'an, penyembelihan kurban ini diawali pada saat Ibrahim as mendapat mimpi beliau sedang menyembelih anaknya, Ismail as yang sedang memasuki masa akil baligh (remaja). Lalu Ibrahim as menceritakan mimpinya pada Ismail as sekaligus menanyakan apa pendapatnya. Ismail as menjawab "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Menurut riwayat Ibnu `Abbas , saat Ibrahim as akan melaksanakan ibadah, setan datang menggodanya, yang kemudian dilempari batu oleh Ibrahim as sehingga setannya lari. Kemudian Ibrahim as menyuruh anaknya menelungkupkan mukanya untuk segera disembelih, waktu itu Ismail as sedang mengenakan baju gamis (panjang) putih. Lalu berkata Ismail as kepada bapaknya"Wahai bapakku, tidak ada kain untuk mengafaniku kecuali baju gamisku itu, maka lepaskanlah supaya kamu dengan gamisku itu dapat mengafaniku". Maka Ibrahim mulai menanggalkan baju gamis itu, tapi pada saat itulah ada suara di belakangnya menyeru dia: "Hai Ibrahim, kamu sudah melaksanakan dengan jujur mimpimu". Ibrahim segera berpaling, tiba-tiba seekor kambing kibas putih di hadapannya. Sesudah malaikat menyampaikan wahyu itu, Ibrahim as dan Ismail as menjadi sangat berbahagia dan mereka sangat bersyukur kepada Allah, karena perintah penyembelihan itu hanyalah ujian ketaatan kepada mereka yang diberikan oleh Allah.
Allah berfirman
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah" (QS. Al Kautsar[108] : 2)
Allah berfirman
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ a فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَالصَّابِرِينَ عَلَى مَا أَصَابَهُمْ وَالْمُقِيمِي الصَّلَاةِ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
"Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)." (QS. Al Hajj[22] : 34)
إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ وَعِنْدَهُ أُضْحِيَّةٌ يُرِيدُ أَنْ يُضَحِّيَ فَلَا يَأْخُذَنَّ شَعْرًا وَلَا يَقْلِمَنَّ ظُفُرًا
"Jika (Salah seorang) telah masuk sepuluh (Dzul Hijjah), sedangkan ia memiliki hewan kurban yang hendak dikurbankan, maka jangan sekali-kali ia mencukur rambut atau memotong kuku." (HR. Muslim)Allah berfirman
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ ﴿١۰٢﴾ فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ ﴿١۰٣﴾ وَنَادَيْنَاهُ أَن يَا إِبْرَاهِيمُ ﴿١۰٤﴾ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ ﴿١۰٥﴾ إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ ﴿١۰٦﴾ وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ ﴿١۰٧﴾وَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (QS. Ash-Shaaff [37] : 102-107)