Yang menyebabkan perbedaan hari Idul Fitri adalah karena perbedaan pendapat. Pemerintah beranggapan bahwa seharusnya dianggap sah masuk ke bulan baru bila memenuhi syarat hilal minimal 2 derajat. Sedangkan menurut Muhammadiyah tanpa mesti terlihat pandangan mata sekalipun, bila sudah terlihat hilal maka sudah memasuki bulan baru, sekalipun kurang dari 2 derajat. Saat 30 Agustus 2011 kemarin, hilal pada ketinggian 1 derajat 55 menit.
Diskusi dengan seorang teman, menyatakan, sebetulnya ide 2 derajat itu darimana? Karena pemerintah ngotot 2 derajat, sedangkan Muhammadiyah beranggapan kurang dari 2 derajat sudah dianggap bulan baru.
Yang aneh adalah muncul komentar bahwa Malaysia dan Arab hitungannya sama seperti pemerintah, tanggal 31 Agustus 2011. Ini cuplikannya dari republika.co.id
Pimpinan Muhamadiyah Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sofyan Abdul Halim, bingung terhadap pengumuman pemerintah mengenai pelaksanaan Idul Fitri di negara lain.
Sofyan menyayangkan pengumuman yang menyebutkan bahwa pemerintah Malaysia dan Arab Saudi melaksanakan Idul Fitri pada hari Rabu (31/8). "Kenapa pada Sidang Itsbat semalam pemerintah mengumumkan bahwa negara seperti Arab Saudi dan Malaysia lebaran pada hari Rabu. Padahal negara tersebut melaksanakan lebaran pada hari Selasa. Itu kan sama saja dengan membohongi publik," kata Sofyan, Selasa (30/8)
Muncul cerita aneh lagi tentang Arab salah menetapkan hari Idul Fitri ini cuplikannya, sumber dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Pengumuman mengejutkan dari badan astronomi setempat (Arab Saudi) yang sebelumnya memberi kabar kepada pemerintah Saudi bahwa mereka telah melihat hilal sehingga kemudian pemerintah memutuskan Idul Fitri jatuh pada Selasa 30 Agustus 2011, namun ternyata kemungkinan yang dilihat pada tanggal 29 Agustus tersebut bukanlah Hilal (bulan) tapi benda angkasa lain yang kemudian di yakini sebuah fenomena planet Saturnus yang beberapa tahun yang lalu pun pernah terjadi fenomena semacam itu yaitu fenomena merkurius.
Kesalahanfahaman atas sebuah keputusan1 syawal kemarin dimungkinkan karena pemerintah mengacu dari berita yang disampaikan badan astronomi yang ditunjuk untuk mengamati hilal awal bulan syawal, dan kenyataanya yang mereka lihat bukanlah hilal tapi benda angkasa lain yang diperkirakan adalah planet saturnus dan kesalahan ini kabarnya telah di umumkan baik via media cetak maupun elektronik , pemerintah Saudi sendiri konon telah membayar kafarat untuk masalah ini kurang lebih sebesar 1 milyar real.
Kerajaan Arab Saudi memerintahkan kepada rakyat dan masyarakat Arab Saudi untuk meng-qodho’ atau mengganti puasa satu hari karena ada kesalahan di dalam menentukan satu syawal bertepatan hari Selasa tanggal 30 Agustus 2011 M. Dan meralat dengan menentukan hari Rabu (31 Agustus 2011 M) sebagai 1 syawal 1432 H.
(sumber: Al-Jazirah http://www.youtube.com/watch?v=TAqkKH7_3z4&feature=player_embedded)
Dalam paparan youtube tsb menjelaskan bahwa Sudah ke-20 Kalinya Arab Saudi Salah di dalam Menentukan 1 Syawal (Astagfirullah aladziim...)
Sehingga keputusan Kemenag, MUI dan ormas islam lainya yang menyatakan tanggal 31 Agustus 2011 adalah 1 syawal adalah benar, kalaupun menjadi polemik sesungguhnya mereka telah melakukan dan mengikuti apa yang menjadi perintah Rosulullah SAW yaitu ” Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. Jika melihat hilal (lagi), maka berbukalah. Jika tertutup awan, maka genapkan puasa menjadi 30 hari”.
Demikian semoga polemik ini tidak perlu berkelanjutan, sesungguhnya manusia adalah tempatnya salah, dan kebenaran hanya milik Allah SWT..
Sumber:1. Kuwait News
http://www.kuwaitnews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=14288&catid=34&Itemid=144#.Tl7JLZi3jdO.facebook
2. Al-Arabiya. net
http://www.alarabiya.net/articles/2011/08/31/164873.html
3. Harian Kompas
http://luar-negeri.kompasiana.com/2011/09/01/saudi-arabia-1-syawal-adalah-rabu-31-agustus-2011/
4. http://moonsighting.com/1432shw.html
Akhirnya ada sobatku yang menulis postingan berjudul Arab Saudi: Pernyataan 1 Syawal 31 Agustus 2011 Adalah Hoax . Sumber dari Catatan R10.
Sedikit cuplikannya
“Setelah saya lihat link yg diberikan, dan sesuai dengan pengetahuan saya dengan bahasa arab, maka link tersebut adalah tidak menyebutkan ralat resmi dari Pemerintah Saudi Arabia, jadi berhati-hatila dalam memposting, jangan sampai menghembuskan berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Setelah saya baca dari link-link tersebut, disana hanya membahas seperti yg dibahas disini, yaitu perdebatan antara ahli falak (ahli hisab) dengan Ulama syari’ah yg mendukung ru’yatul hilal. Dan pernyataan yg dicatut dari Jeddah Astronomy Society adalah tidak benar alias HOAX . Ini bantahan dari Jeddah Astronomy Society bahwa kabar tersebut bohong : http://jasas.net/vb/showthread.php?t=4742"
Tentang kabar bahwa kaum zionis membuat konspirasi untuk memecah belah kaum Muslim tidak hanya berkaitan dengan penetapan 1 Syawal, tapi juga dalam hal lain. Barangkali perbedaan penetapan bukan dari zionis, tapi mereka membesar-besarkan perbedaan ini agar kaum muslim terpecah-belah. Jadi bagaimanapun juga kaum muslim mesti bersatu.
Sungguh, aku sendiri sangat sensitif tentang perpecahan di kaum muslim. Tulisanku tentang Islam malah membuat teman-temanku menjauhi aku, mereka lebih suka hidup bersenang-senang dan tidak tertarik ajaran Islam yang benar. Acara TV luar negeri telah mempengaruhi cara berpikir kaum muslim...