Kamis, 19 Juli 2012

Adakah tuntunan saling memaafkan sebelum Ramadhan

Seorang ulama yang pernah menjabat sebagai ketua Al Lajnah Ad Da-imah Lil Buhuts wal Ifta’ (Komisi Fatwa di Saudi Arabia) yaitu Syaikh ‘Abdul Aziz bin ‘Abdillah bin Baz pernah ditanya:

“Apakah ada amalan-amalan khusus yang disyariatkan untuk menyambut bulan Ramadhan?”


Syaikh –rahimahullah- menjawab:

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling utama dalam setahun. Karena pada bulan tersebut Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan amalan puasa sebagai suatu kewajiban dan menjadikannya sebagai salah satu rukun Islam yaitu rukun Islam yang keempat. Umat islam pada bulan tersebut disyariatkan untuk menghidupkannya dengan berbagai amalan.

Mengenai wajibnya puasa Ramadhan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ ، وَحَجِّ البَيْتِ

”Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan haji ke Baitullah.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 8 dalam Al Iman, Bab “Islam dibangun atas lima perkara”, dan Muslim no. 16 dalam Al Imam, Bab “Rukun-rukun Islam”)

Nabi ‘alaihimush shalaatu was salaam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melakukan puasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ganjaran dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 2014 dalam Shalat Tarawih, Bab “Keutamaan Lailatul Qadr”, dan Muslim no. 760 dalam Shalat Musafir dan Qasharnya, Bab “Motivasi Qiyam Ramadhan”)

Aku tidak mengetahui ada amalan tertentu untuk menyambut bulan Ramadhan selain seorang muslim menyambutnya dengan bergembira, senang dan penuh suka cita serta bersyukur kepada Allah karena sudah berjumpa kembali dengan bulan Ramadhan. Semoga Allah memberi taufik dan menjadikan kita termasuk orang yang menghidupkan Ramadhan dengan berlomba-lomba dalam melakukan amalan shalih.

Berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan sungguh merupakan nikmat besar dari Allah. OIeh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memberikan kabar gembira kepada para sahabat karena datangnya bulan ini. Beliau menjelaskan keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan dan janji-janji indah berupa pahala yang melimpah bagi orang yang berpuasa dan menghidupkannya.

Disyariatkan bagi seorang muslim untuk menyambut bulan Ramadhan yang mulia dengan melakukan taubat nashuhah (taubat yang sesungguhnya), mempersiapkan diri dalam puasa dan menghidupkan bulan tersebut dengan niat yang tulus dan tekad yang murni.”


[Pertanyaan di Majalah Ad Da’wah, 1284, 5/11/1411 H. Sumber : Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 15/9-10]

***

Demikian penjelasan dari Syaikh Ibnu Baz -rahimahullah-. Dari penjelasan singkat di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa tidak ada amalan-amalan khusus untuk menyambut bulan Ramadhan selain bergembira dalam menyambutnya, melakukan taubat nashuhah, dan melakukan persiapan untuk berpuasa serta bertekad menghidupkan bulan tersebut.

Oleh karena itu, tidaklah tepat ada yang meyakini bahwa menjelang bulan Ramadhan adalah waktu utama untuk menziarahi kubur orang tua atau kerabat (yang dikenal dengan “nyadran”). Kita boleh setiap saat melakukan ziarah kubur agar hati kita semakin lembut karena mengingat kematian. Namun masalahnya adalah jika seseorang mengkhususkan ziarah kubur pada waktu tertentu dan meyakini bahwa menjelang Ramadhan adalah waktu utama untuk nyadran atau nyekar. Ini sungguh suatu kekeliruan karena tidak ada dasar dari ajaran Islam yang menuntunkan hal ini.

Juga tidaklah tepat amalan sebagian orang yang menyambut bulan Ramadhan dengan mandi besar terlebih dahulu. Amalan seperti ini juga tidak ada tuntunannya sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lebih parahnya lagi mandi semacam ini (yang dikenal dengan “padusan”) ada juga yang melakukannya campur baur laki-laki dan perempuan dalam satu tempat pemandian. Ini sungguh merupakan kesalahan yang besar karena tidak mengindahkan aturan Islam. Bagaimana mungkin Ramadhan disambut dengan perbuatan yang bisa mendatangkan murka Allah?!

Begitu pula dengan maaf memaafkan menjelang ramadhan, ini pun suatu amalan yang tidak tepat. Karena maaf-memaafkan boleh kapan saja. Lantas mengapa dikhususkan menjelang Ramadhan? Apa dasarnya?
Semoga dengan bertambahnya ilmu, kita semakin baik dalam beramal. Semoga Allah selalu memberikan kita ilmu yang bermanfaat, memberikan kita rizki yang thoyib dan memberi kita petunjuk untuk beramal sesuai tuntunan.

Sumber : Amalan khusus menyambut Ramadhan

11 komentar:

MUXLIMO mengatakan...

aww.. kalau dari orang saudisme.. saya cenderung berlepas diri Mbak.. :P

Ratnawati Utami mengatakan...

@Muxlimo, wahabi ya? Masak tidak ada yang bisa diambil kebaikannya. Saya gak padusan, saya gak kirim-kiriman SMS, dan soal berziarah, ada betulnya juga tidak mesti sebelum Ramadhan.

Saya menghormati semua pendapat yang menurut saya baik kok.

Tapi membalas SMS yang masuk kan tidak ada salahnya toh.

Seandainya saya nanti umroh atau berangkat haji, saya tetap akan menghargai imam di sana juga ceramahnya. Disesuaikan sajalah dengan hati kita.

Begitu menurut saya lho mas Adam, ma kasih komentarnya

r10 mengatakan...

@muxlimo:

kalau aku justru mencoba menghindari perang antar mazhab islam, kalau beda pendapat ga perlu main tuduh kafir/wahabi

*kalau soal memaafkan memang tidak ada kok momen khusus musti bulan ramadhan

BlogS of Hariyanto mengatakan...

maaf memaafkan bukankah itu bagian dari tobat nasuha, selain mengharapkan maaf dari-NYA juga mengharap maaf dari hamba-NYA...salam ramadhan

Unknown mengatakan...

hanya supaya tenang menjalankan puasa nya aja sih mnurut saya :)

MUXLIMO mengatakan...

@ Mbak Ami
saya cenderung sependapat dengan Bang Hariyanto di bawah, Mbak :D

Bukan saya tidak memandang adanya kebaikan dalam wahabi atau firqah lainnya, tapi justru mereka (setiap golongan ini) yang memanfaatkan kebaikan Islam untuk kepentingan golongan masing-masing. Kepentingan setiap golongan itu adalah menyusupkan ideologi masing-masing supaya berbungkus Islam yang murni (tanpa embel-embel).

{Dalam pantauan saya, saudisme tampil "suci" sekadar untuk menutupi kedajjalan yang nyata ada pada mereka}

Wahabi, Sunni, Syiah <-- ketiganya menyalahgunakan kebenaran Islam untuk memecah belah umat. ini kalao menurut hasil iqra saya ya, Mbak.. tentu berbeda pendapat itu halal dalam Islam. :)

@Mas Rio
saya juga gitu kok Mas.. saya sebenarnya cenderung beristiqamah hanya memegang Islam saja tanpa embel-embel.

Adapun perbedaan mazhab yang 4, itu saya akui keberadaannya halal (didukung Quran-hadis) dan penting bagi umat (fatwa keempat imam mazhab itu penting agar umat tidak bingung menentukan hukum dalam ibadah dan muamalah), tapi keberadaan ke-3 golongan besar Sunni-Syiah-Wahabi .. <-- saya cenderung memandang ini tidak halal karena dalil Quran-hadis menentangnya dan tidak penting bagi umat.

@Mas Arie
Ya, bisa juga diniatkan demikian, Mas.. :)

MUXLIMO mengatakan...

Oya, Mbak Ami.. mengenai ibadah haji dan umroh.. tentu semuanya halal meski yang menjadi imam kita adalah imam dari saudisme.. sebab hakikatnya para imam itu hanya menjalankan ketetapan Allah, bukan menjalankan titah si raja pemfitnah Islam dari tanah suci.. sudah menjadi ketetapan Allah bhw sejak kerajaan ini berdiri, tanah suci berada dalam genggaman musuh dalam selimut.. tapi tak lama lagi akan kembali menjadi milik umat Muhammad yang sejati :)

Anonim mengatakan...

jika yang punya artikel ini konsisten,maka banyak hal dalam islam yang akan dia tinggalkan karena alasan yang sama,yaitu Nabi SAW,tidak pernah melakukannya.

Ratnawati Utami mengatakan...

Sebetulnya begini ya... Kita bisa saling memaafkan sebelum Ramadhan tidak apa-apa. Tapi bila mengutip hadits palsu, sepertinya jadi kurang sreg. Dan adat istiadat kita memaafkan saat lebaran kan. Apapun yang kita yakini, selama itu baik, tidak apa dilakukan. Baik karena adat atau sunnah. Tapi apabila lalu mengutip hadistnya ini itu padahal palsu itu kurang pas

Anonim mengatakan...

Bukannya puasa rukun islam ketiga ya.. Mohon dikoreksi lagi

Ratnawati Utami mengatakan...

komentator terakhir... rukun Islam itu syahadat, sholat, zakat, puasa, haji.... referensi http://id.wikipedia.org/wiki/Rukun_Islam