Sabtu, 04 Agustus 2012

Apa dan bagaimanakah orang munafik

Sering kita mendengar kata-kata tentang orang munafik apa dan bagaimana sebenarnya orang yang munafik itu? Orang munafik itu adalah yang selalu diluar berpenampilan baik, tutur katanya bertolak belakang dengan amal perbuatannya sehingga bila berkata selalu "dusta" (bohong),bila berjanji selalu "ingkar" (tidak mau menepati janji), bila diberi kepercayaan selalu "khianat".  "Dan bila mereka bertemu muka dengan orang-orang yang telah beriman mereka mengatakan: "Kami telah beriman pula". Tetapi bila mereka kembali kepada tokoh-tokoh setannya, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami berada dipihakmu, dan terhadap mereka yang mukmin itu kami hanya berpura-pura."[Al-Baqarah 2:14]. Dan pada umumnya orang munafik itu kalau mau beribadah, beramal hanya supaya dilihat orang,dipuji orang dan agar dihormati orang sehingga berimannya hanya untuk mengelabui orang bukan atas dasar ketakwaan hatinya.


Jadi "Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah memperhebat penyakit itu, dan mereka diberi siksaan yang pedih karena mereka mendustakan kebenaran. Bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi", mereka menjawab :"Sesungguhnya kami ini adalah orang-orang baik belaka." [Al-Baqarah 2:9-11]. Sehingga orang-orang munafik itu lebih berbahaya dari orang kafir, karena ibarat musang berbulu domba karena tidak terlihat mereka sebagai orang kafir melainkan seperti orang yang beriman luarnya namun didalamnya adalah lebih jelek dari seorang kafir dan setiap saat dapat menyesatkan orang lain, jadi seperti ada musuh dalam selimut. Oleh sebab itu dalam ayat lain disebutkan Allah dalam Al-Qur'an bahwa :"Tempatnya orang munafik adalah di neraka lapisan paling bawah."

Hanya kadang-kadang banyak umat Islam tidak menyadari bahwa ternyata dirinya sudah termasuk didalam kategori "Munafik" dan menganggap dirinya lebih baik dari orang "Kafir". Padahal tidak menyadari bahwa mereka itu termasuk yang akan mendapat adzab Allah di akhirat nanti, dan tidak mungkin akan dapat ampunan sebab tingkat hukuman didalam Neraka berada di lapisan paling bawah, lapisan diatasnya adalah orang Musyrik (yang menyekutukan Tuhan dengan sesuatu), kemudian diatasnya orang Kafir baru kemudian diatasnya adalah Iblis, Jin, Setan. Sehingga tempatnya di Neraka itu Iblis, Jin, Setan lebih terhormat dibandingkan dengan Kafir, Musyrik dan Munafik. Sedangkan orang-orang Kafir lebih baik dari orang Munafik & Musyrik Oleh sebab itu berhati-hatilah bagi umat Islam agar tidak terjerumus masuk kelompok orang-orang Munafik dan Musyrik tanpa disadarinya sama sekali. Disitulah letaknya kepintaran Iblis, setan yang mampu menjerumuskan orang-orang yang beriman khususnya bagi yang beragama Islam.

Sehingga Allah memperingatkan kepada manusia dalam Surat Al-Baqarah [2:12] "Waspadalah! Sesungguhnya merekalah (orang-orang munafik) orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadarinya". Oleh sebab itu jangan terlalu mudah mengatakan atau menuduh orang diluar Islam kita katakan kafir, karena belum tentu kita lebih baik dari orang kafir. Dan masalah urusan tentang keimanan dan agama itu adalah hak dan wewenang Allah yang menentukan siapa yang termasuk orang kafir dan bukan kafir. Kadang-kadang hak yang yang menyangkut keimanan itu sering dicampuri oleh yang mengaku baru sebagai Ustad, Kyai, Ulama sudah memasuki Hak Kewenangan Allah. Kalau ini disadari tidak sepantasnya manusia mengkafirkan orang lain, sedangkan Nabi Muhammad saja sebagai Rasul tidak pernah memvonis orang lain sebagai kafir.

Dan Allah telah memutuskan bahwa " Tidak ada paksaan dalam menganut Agama karena sudah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah.[Al-Baqarah 2:256]" Dan ditegaskan lagi dalam ayat lain dalam surat Al-Anam [6:108] "Janganlah kamu mencela berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah. Demikianlah sunnah Kami yang berlaku bagi setiap umat yaitu memandang baik setiap pekerjaan yang dilakukannya " Kalau petunjuk Allah yang ada dalam Al-Qur'an dilaksanakan dengan benar tidak perlu orang yang mengaku agama Islam atau organisasi atau pimpinan agama, ulama, ustad tidak akan memusuhi agama lain apalagi mengkafirkan orang lain. Karena hal tersebut bukan merupakan tanggung jawab kelompok,organisasi atau orang per orang yang namanya menyangkut orang mau beriman atau tidak kepada Islam itu adalah urusan Allah bukan urusan manusia. Sebab semua pertanggung jawaban masalah keimanan adalah urusan masing-masing secara perorangan. Demikian mudah-mudahan ada manfaatnya kepada kita semua.

Sumber:
http://kabarkaya.blogspot.com/2012/02/apa-bagaimana-yang-dimaksud-orang.html

1 komentar:

Muhammad A Vip mengatakan...

saya sering merasa munafik, sungguh kalau bukan karena kasih sayang Alloh saya pasti sudah putus asa menjalani hidup. semoga jalan lurus selalu terbentang bagi hamba yang mau bertaubat