Sabtu, 21 Januari 2012

Ciri-ciri manusia dikuasai jin

Sumber dari Muxlimo's Lair

Adalah sebuah keniscayaan jika manusia sering tidak sadar telah berada dalam perangkap setan. Soalnya, kita tidak bisa melihat mereka, sedangkan mereka asyik ajojing di depan kita.

Dalam salah satu bukunya, Muhyiddin Ibnu Arabi menyatakan beberapa ciri manusia yang dikuasai jin fasik (setan).
Mereka ialah orang-orang yang seperti ini:
Tidak menerima eksistensi jin alias tidak percaya jin itu ada.
Meskipun mereka mengatakan bahwa inilah yang mereka yakini dengan alasan bahwa orang-orang telah bodoh menerima konsep jin sebagai ide yang dipaksakan agama. Padahal justru jin mengajari mereka mengingkari adanya jin. Itu agar orang yang dikuasainya tidak menyadari penyimpangan pola pikirnya. Permainan logika di sini:


"Kalau Jin itu tidak ada, buat apa dilawan. Karena Jin itu tidak ada, bisikan-bisikan yang kudengar dari dalam diriku pasti bukan dari Jin, makhluk laknat itu."


Tidak menyadari; tidak merasa sedang berhubungan secara intens dengan jin.
Biasanya ini terjadi pada orang-orang yang merasa telah mengalami "pengamalan spiritual". Mereka selalu beranggapan bahwa segala pengalaman luar biasa yang mereka miliki adalah hasil dari berbagai keunggulan mereka sendiri.
Merasa sebagai "orang pilihan", hehehehehe…

Hanya karena alasan inilah sehingga semua orang yang menjalin hubungan dengan jin-jin tidak pernah menerima keberadaan (eksistensi) makhluk jin.


Lalu dengan cara apa para setan berupaya menguasai manusia?
Cara paling rendah yang ditempuh bangsa jin adalah dengan mengupayakan “mukjizat-mukjizat” sambil menyamar sebagai sosok-sosok agung masa lalu (wali anu, haji anu, syaikh anu, atau eyang sepuh leluhur seseorang.)

Dengan cara ini, mereka (para setan) berpura-pura memberikan beberapa bimbingan dan arahan sebagai solusi atas masalah atau misteri tentang masa depan yang didasarkan pada kalkulasi-kalkulasi (perhitungan) yang mungkin alias masuk akal.

Mengapa para setan melakukan itu?
Di mana saja Anda bertemu dengan seseorang yang berupaya menjauhkan Anda dari pengetahuan tentang ke-ESA-an (Tauhid) dan Takdir, maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut telah diintervensi oleh setan.

Alasan utama para setan berusaha menjauhkan manusia dari dua ajaran pokok tersebut adalah karena kedua ajaran pokok itulah yang merupakan benteng kuat yang menyelamatkan manusia dari bayangan tuhan-tuhan ilusi sehingga cepat atau lambat manusia akan mampu menyadari akan Tuhan yang sebenarnya. Jadi, sebenarnya setiap manusia berpotensi besar untuk menjadi pemilik tauhid sejati.
Setan menghalangi manusia mengakses energi spiritual paling ultimat, yaitu menjadi wakil Tuhan di bumi yang menebarkan rahmat bagi seluruh alam.
وَلَقَدْ عَلِمَتِ الْجِنَّةُ إِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ
Dan sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka). (Ash-Shaffaat:158)

وَمَا كَانَ لَهُ عَلَيْهِم مِّن سُلْطَانٍ إِلَّا لِنَعْلَمَ مَن يُؤْمِنُ بِالْآخِرَةِ مِمَّنْ هُوَ مِنْهَا فِي شَكٍّ وَرَبُّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ
Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu. (Saba:21)

Jin amat takut manusia memahami tauhid karena itu orang-orang tauhid paling sulit digoyahkan akidahnya dari sisi akal maupun keimanan. Dan ini berarti semakin sedikit golongan manusia yang akan menemani mereka di neraka.
Wew… attuuutt… ogah banget deh!

Siasat setan kelas “jenderal” terhadap para muslim:
Seorang pemimpin spiritual palsu biasanya menunjukkan bahwa dirinya paham benar ajaran Islam (terlepas apakah dia itu mengaku muslim atau terang-terangan mengaku bukan muslim yang simpatik).

Awalnya, mereka menganjurkan khalayak untuk mendirikan salat lima waktu, bersedekah, berbakti pada orang tua, menyantuni orang miskin, dan lain-lain.

Lalu, mengait-kaitkan Islam dengan konsep-konsep "luhur" kemanusiaan yang tidak bersumber dari Islam, seperti pluralisme, humanisme, feminisme, liberalisme, dll. Ini dengan tujuan menunjukkan ilmu sang guru itu trendi, aktual, sesuai dengan tuntutan zaman. (orang kampungan selalu menganggap Quran itu ketinggalan zaman)

وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاء فَزَيَّنُوا لَهُم مَّا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ
Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka (Fushshilat:25)

Ujung-ujungnya, perlahan tapi pasti mereka menghubungkan pengetahuan “rahasia” Islam yang "disesuaikan" dengan konsep kebenaran universal (semua agama sama), konsep reinkarnasi, dan konsep Wahdat al-Wujud palsu (kesatuan eksistensi) yang sebenarnya lebih menyerupai konsep pantheisme; sebuah konsep yang tidak ada hubungannya kesatuan eksistensi! Dengan melakukan ini, guru palsu membuat pengikutnya percaya bahwa mereka sendiri adalah “Allah.”
Nauzubillah!!!

(Disarikan dari International Best Seller karya Ahmed Hulusi, UFO: RUH, MANUSIA, ATAU JIN? endekatan Agama dan Saintifik atas Jin dan Fenomena Alien,
PT Bina Ilmu, 2007)

Tidak ada komentar: