Selasa, 02 Agustus 2011

Doa berbuka puasa, mana yang benar?

koran.republika.co.id

Pada bulan Ramadhan, ada dua kegembiraan yang senantiasa menyertai seorang Mukmin, yakni kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan saat menjumpai Tuhannya. Karena itu, disunahkan berdoa saat berbuka sebagai kegembiraan pertama dalam bentuk syukur. Sayangnya, doa yang selama ini tersebar di kalangan Muslimin adalah doa berbuka yang lemah hadisnya.

Berikut doa tersebut: Allahumma laka shumtu wa ala rizqika afthortu (Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka). Menurut sebagian ahli hadis, riwayat di atas dikeluarkan oleh Abu Daud dalam sunahnya No 2358, dari Muadz bin Zuhroh. Mu'adz adalah seorang tabiin sehingga jadilah hadis ini mursal (ada silsilah yang terputus di atas tabi'in). Hadis mursal merupakan hadis dhaif, sebab sanad yang terputus.

Imam Bukhari dalam kitabnya Tarikh Alkabir (227/1) juga mengatakan bahwa hadis tentang doa di atas adalah mursal. Bahkan, Ibnu Hibban dalam kitab Tsiqat menjelaskan, Mu'adz adalah seorang yang majhul (tidak jelas riwayat hidupnya) dan hidup di bawah periode tabi'in (atba' tabi'in).

Menurut sebagian ulama ahli hadis, riwa yat yang lebih kuat tentang hadis doa ifthar (berbuka puasa) adalah sebagai berikut. Marwan bin Salim al-Muqaffa berkata, Saya melihat Ibnu Umar menggenggam jenggotnya dan memotong jenggot yang melebihi telapak tangan. Dan ia berkata, Dahulu Rasulullah SAW apabila berbuka beliau mengucapkan: Dzahabazh zhoma'u wabtallatil uruuqu wa tsabatal ajru insya Allah, (Rasa haus telah hilang dan urat-urat tenggorokan pun telah basah, serta pahala telah ditetapkan, insya Allah). (Derajat hadis ini Hasan, HR Abu Daud dan an-Nasa'I, juga Daruquthni dalam kitab sunahnya).

Berdasarkan penjelasan di atas, doa yang lebih kuat dalilnya adalah doa yang kedua, yang diriwayatkan oleh sahabat Ibnu Umar ra. Wallahu a'lam bish shawab.

Tidak ada komentar: