Sumber : Yusuf Mansyur Network
Kita lahir di dunia tidak bawa apa-apa. Lalu oleh Allah kita diberi hidup dan dikaruniai rezeki, sehingga kita punya mobil, rumah, motor, anak dan istri. Kemudian Allah memberitahu kepada kita bahwa Dia mempunyai surga. Surga milik Allah, harta dan rezeki pemberian dari Allah. Kita diminta membeli surga Allah dengan harta pemberian Allah. Tetapi kita seringnya merasa, “Itu harta saya!”
Allah SWT berfirman:
هَاأَنْتُمْ هَؤُلاَءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوْا فِي سَبِيْلِ اللَّهِ فَمِنْكُمْ مَنْ يَبْخَلُ وَمَنْ يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ وَاللّهُ الْغَنِيُّ وَأَنْتُمْ الْفُقَرَاءُ وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لاَ يَكُوْنُوْا أَمْثَالَكُمْ
“Demikianlah kalian, diseru untuk berinfak di jalan Allah. Maka di antara kalian ada yang bakhil. Barang siapa bakhil, sesungguhnya ia telah bakhil kepada dirinya sendiri. Allah Maha Kaya dan kalian itu fakir. Barang siapa berpaling (dari kewajiban infak di jalan Allah), maka Allah akan mengganti dengan kaum yang lain, kemudian kaum yang menggantikan itu tidak seperti kalian.” (QS. Muhammad : 38 )
Mulainya dari kikir. Kemudian, pasangan kikir itu adalah mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Kemudian maju sedikit, menjadi suka mencaci dan mencela. Maka Allah menyatukan dalam satu surat:
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ (1) اَلَّذِي جَمَعَ مَالاً وَعَدَّدَهُ (2) يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ (3) كَلَّا لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ (4) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ (5) نَارُ اللهِ الْمُوْقَدَةِ (6) اَلَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ (7) إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ (8) فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ (9)
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Ia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? 6. (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan. Yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka., (Sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.” (Al-Humazah : 1-9).
Humazah : mencaci ketika orangnya tidak ada, atau mencaci tidak dengan lisan. Misal dengan poster, karikatur dan sebagainya. Lumazah : mencaci ketika orangnya ada. Mencaci dengan lisan.
Selanjutnya, kikir akan menyebabkan penyakit kronis tingkat lanjutan. ALlah berfirman dalam surat Al-Qalam :
وَلاَ تُطِعْ كُلَّ حَلاَّفٍ مَهِيْنٍ (10) هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيْمٍ (11) مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيْمٍ (12) عُتُلٍّ بَعْدَ ذلِكَ زَنِيْمٍ (13) أَنْ كَانَ ذَا مَالٍ وَبَنِيْنَ (14)
"Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina. Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah. Yang sangat enggan berbuat baik. Yang melampaui batas lagi banyak dosa. Yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya. Karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak.” (Al-Qalam : 10-14)
Minggu, 20 Oktober 2013
Jumat, 11 Oktober 2013
10 liputan cahaya Allah yang membuat anda bersabar
Ketahuilah, jika Allah SWT hendak menguatkan hamba dalam menerima sesuatu yang Dia tetapkan atas dirinya, maka Dia menyelimutinya dengan cahaya sifat-Nya. Dengan begitu, liputan cahaya-Nya akan mendahului datangnya ketentuan-Nya. Karena itu, ia menggantungkan diri kepada Tuhan, tidak bersandar kepada dirinya sehingga ia kuat dan bersabar memikul semua beban.
Berikut ini 10 Liputan Cahaya yang membantu Anda menghadapi ketentuan Allah:
Itulah sepuluh sebab yang membuat hamba bisa bersabar, kuat dan tegar menerima dan menghadapi hukum Tuhan. Dia telah memberikan semua itu kepada orang yang layak mendapatkan pertolongan-Nya.
---Ibn Atha’illah dalam At-Tanwiir fi Isqath al-Tadbiir
Berikut ini 10 Liputan Cahaya yang membantu Anda menghadapi ketentuan Allah:
- Terbukanya pintu pemahaman membantu Anda menghadapi hukum Tuhan.
- Sampainya anugerah Tuhan membantu Anda menghadapi ujian.
- Kesadaran akan baiknya pilihan Tuhan membuat Anda kuat menghadapi takdir-Nya.
- Pengetahuan tentang ilmu Tuhan membuat Anda bisa bersabar menghadapi ketetapan-Nya.
- Pengetahuan bahwa Dia melihat membuat Anda bisa bersabar menghadapi berlakunya semua ketetapan.
- Tampaknya Tuhan dengan segala keindahan-Nya membuat Anda bersabar atas segala perbuatan-Nya.
- Pengetahuan bahwa sabar akan mendatangkan ridha Tuhan membuat Anda bisa bersabar menerima ketentuan-Nya.
- Tersingkapnya hijab membuat Anda bisa bersabar menghadapi ketetapan-Nya.
- Kesadaran akan adanya rahasia ketentuan-Nya menguatkan Anda memikul beban kewajiban.
- Pengetahuan tentang kelembutan dan kebaikan Tuhan dalam segala ketetapan-Nya membuat Anda bisa bersabar menatapi semua takdir-Nya.
Itulah sepuluh sebab yang membuat hamba bisa bersabar, kuat dan tegar menerima dan menghadapi hukum Tuhan. Dia telah memberikan semua itu kepada orang yang layak mendapatkan pertolongan-Nya.
---Ibn Atha’illah dalam At-Tanwiir fi Isqath al-Tadbiir
Langganan:
Postingan (Atom)